Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memastikan akan kembali mematikan layanan telekomunikasi dan internet di Bali selama Hari Raya Nyepi tahun 2025. Keputusan ini merupakan kelanjutan kebijakan serupa yang telah berlangsung selama enam tahun sebelumnya, sebagai bentuk penghormatan terhadap perayaan keagamaan umat Hindu di Bali.
Tahun ini, Nyepi jatuh pada tanggal 29 Maret 2025, berdekatan dengan Hari Raya Idul Fitri yang diperkirakan jatuh pada 30 Maret 2025. Kedekatan kedua hari raya besar ini menjadikan tahun ini cukup unik dan memerlukan koordinasi yang lebih matang antara pemerintah dan penyelenggara layanan telekomunikasi.
“Terkait Nyepi, kita akan siapkan surat kepada seluruh operator dan tidak hanya untuk seluler, tapi juga penyelenggara penyiaran, untuk dalam hari itu tidak bersiaran. Dihentikan sementara selama satu hari Nyepi dalam kerangka menghormati saudara-saudara kita yang merayakan hari Nyepi,” jelas Menteri Kominfo Meutya Hafid dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Kamis (20/3/2025).
Penghentian layanan ini dilakukan atas permintaan Pemerintah Provinsi Bali. Tujuannya untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi umat Hindu dalam menjalankan ibadah dan ritual Nyepi. Hal ini dianggap penting untuk menjaga kesucian dan kekhusyukan perayaan Nyepi.
Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kominfo, Wayan Toni Supriyanto, menambahkan bahwa penghentian layanan internet dan penyiaran hanya berlaku di wilayah Bali. Di daerah lain di Indonesia, layanan telekomunikasi dan penyiaran akan tetap beroperasi normal.
“Perayaan Nyepi itu (tanggal) 29 Maret, selama dari jam 6 pagi sampai jam 6 pagi besoknya, internet dan penyiaran itu ke down,” ungkap Wayan Toni Supriyanto menjelaskan durasi pemadaman.
Pemadaman layanan telekomunikasi dan internet selama Nyepi pertama kali diterapkan pada tahun 2018. Kebijakan ini dinilai berhasil menciptakan suasana yang tenang dan khusyuk bagi umat Hindu yang menjalankan ibadah Nyepi. Banyak yang menilai kebijakan ini berhasil meningkatkan kualitas spiritualitas perayaan Nyepi.
Dampak dan Pertimbangan Kebijakan
Kebijakan ini tentu menimbulkan dampak, baik positif maupun negatif. Dampak positifnya adalah terciptanya suasana tenang dan khusyuk selama perayaan Nyepi, sesuai dengan tujuan utama kebijakan ini. Namun, di sisi lain, pemadaman ini dapat mengganggu aktivitas ekonomi dan kegiatan lainnya yang bergantung pada akses internet.
Kominfo perlu mempertimbangkan berbagai aspek sebelum memberlakukan kebijakan ini setiap tahunnya. Selain dampak ekonomi, aspek keamanan juga perlu diperhatikan. Apakah ada potensi kejahatan atau masalah keamanan yang muncul akibat pemadaman internet dan komunikasi? Kominfo perlu memastikan langkah-langkah antisipasi dan mitigasi risiko telah disiapkan dengan matang.
Alternatif dan Solusi
Sebagai alternatif, perlu dikaji kemungkinan penerapan kebijakan yang lebih terarah dan terukur. Mungkin saja, bukan seluruh layanan yang perlu dimatikan, tetapi hanya layanan tertentu yang berpotensi mengganggu kekhusyukan Nyepi. Kominfo bisa bekerja sama dengan operator telekomunikasi untuk membatasi akses ke konten tertentu, atau mengoptimalkan sistem pemantauan konten online selama periode Nyepi.
Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat, baik di Bali maupun di luar Bali, perlu ditingkatkan. Penting bagi masyarakat untuk memahami tujuan dan pentingnya kebijakan ini, serta dampak yang mungkin terjadi. Sosialisasi yang intensif dapat meminimalisir kesalahpahaman dan mengurangi potensi keresahan.
Kesimpulannya, kebijakan pemadaman layanan telekomunikasi dan internet selama Nyepi merupakan kebijakan yang kompleks dan perlu dikaji secara komprehensif setiap tahunnya. Pertimbangan dampak ekonomi, keamanan, dan aspek sosial budaya harus seimbang, serta perlu adanya alternatif solusi yang lebih efektif dan efisien.
Meskipun kebijakan ini bertujuan mulia, yaitu menghormati perayaan Nyepi, Kominfo perlu terus berupaya meminimalisir dampak negatif dan memastikan kebijakan ini berjalan dengan lancar dan efektif.
(agt/fay)