Ekbis  

IHSG Anjlok, Garibaldi Thohir Ajak Investor: Saatnya Membeli Saham

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan sebesar 11,43 persen sejak awal tahun 2025. Meskipun demikian, sejumlah pengusaha tetap optimistis terhadap prospek IHSG ke depan. Mereka berpendapat bahwa fundamental ekonomi yang kuat dari emiten-emiten di Bursa Efek Indonesia akan mendorong kinerja indeks.

Garibaldi Thohir, Direktur Utama PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), menilai kondisi fundamental perusahaan-perusahaan di Indonesia masih baik. Ia bahkan menyebut saat ini sebagai waktu yang tepat untuk membeli saham (“it’s time to buy”), karena valuasinya dianggap murah. Penurunan IHSG sebelumnya, menurutnya, dipicu oleh kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Thohir menambahkan bahwa Trump dikenal sebagai deal maker, yang berarti kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya berpotensi membawa prospek cerah bagi pasar saham. Prospek cerah ini, pada gilirannya, diperkirakan akan mendorong kenaikan IHSG. Oleh karena itu, ia kembali menegaskan ajakannya untuk membeli saham kembali (“it’s time to buy back”).

Senada dengan Thohir, Franky Wijaya dari Sinar Mas juga menekankan pentingnya literasi pasar modal bagi masyarakat. Ia mengingatkan agar investor tidak terburu-buru dan menghindari kerugian (“get burn”). Meskipun demikian, Wijaya juga optimistis terhadap fundamental pasar domestik dan menyerukan untuk membeli saham (“it’s time to buy, fundamental is good”).

Sementara itu, Arsjad Rasjid, Direktur Utama PT Indika Energy Tbk (INDY), mengakui adanya gejolak kondisi eksternal. Namun, ia mengungkapkan rasa syukur atas kenaikan IHSG terkini dan berharap pertumbuhan berkelanjutan. IHSG memang berhasil ditutup di zona hijau pada perdagangan Senin, 3 Maret 2025, naik 249,06 poin (3,97 persen) ke level 6.570,65.

Kenaikan ini cukup signifikan mengingat sebelumnya IHSG sempat ambruk 7,83 persen dalam sepekan terakhir Februari 2025, ditutup di posisi 6.270,28 pada Jumat, 28 Februari 2025. Penurunan IHSG sepanjang Februari mencapai 11,80 persen dari posisi 7.109,2 pada akhir Januari 2025.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi IHSG

Penurunan IHSG sejak awal tahun 2025 merupakan gabungan dari beberapa faktor, termasuk kebijakan-kebijakan ekonomi global yang tidak menentu, perubahan suku bunga acuan, dan sentimen investor asing. Perlu diingat bahwa pasar saham bersifat volatil dan dipengaruhi berbagai faktor internal dan eksternal.

Faktor Internal

  • Kondisi fundamental perusahaan-perusahaan terdaftar di BEI. Kinerja keuangan yang baik dan prospek pertumbuhan yang menjanjikan akan menarik minat investor.
  • Kebijakan pemerintah dan regulasi yang berkaitan dengan pasar modal. Kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan iklim investasi yang kondusif akan berdampak positif bagi IHSG.
  • Sentimen investor domestik. Keyakinan dan kepercayaan investor lokal terhadap pasar saham akan memengaruhi pergerakan IHSG.
  • Faktor Eksternal

  • Kondisi ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi global, inflasi, dan suku bunga di negara-negara maju akan memengaruhi aliran modal asing ke pasar saham Indonesia.
  • Harga komoditas global. Indonesia sebagai negara penghasil komoditas, perubahan harga komoditas global akan memengaruhi kinerja emiten-emiten di sektor terkait.
  • Geopolitik internasional. Ketidakstabilan politik dan konflik global dapat menimbulkan sentimen negatif di pasar saham.
  • Kesimpulannya, walaupun IHSG mengalami penurunan signifikan di awal tahun 2025, beberapa pengusaha tetap optimistis. Optimisme ini didasari pada fundamental ekonomi Indonesia yang kuat dan peluang pemulihan IHSG di masa mendatang. Namun, investor tetap perlu mewaspadai berbagai faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG. Penting juga bagi investor untuk melakukan riset dan analisis yang mendalam sebelum melakukan investasi di pasar saham.

    Perlu diingat, investasi di pasar saham mengandung risiko. Selalu lakukan riset dan konsultasi dengan profesional sebelum membuat keputusan investasi. Keberhasilan investasi tidak hanya bergantung pada faktor fundamental, tetapi juga pada strategi investasi dan manajemen risiko yang baik.

    Exit mobile version