Ekbis  

Lebaran Dekat, Utang Pinjol dan Paylater Warga RI Membengkak

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi peningkatan signifikan permintaan pinjaman daring (pinjol) dan Buy Now Pay Later (BNPL) menjelang Lebaran tahun ini. Hal ini disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM dan LJK Lainnya OJK, Agusman. OJK tetap waspada agar peningkatan ini tidak berdampak pada peningkatan angka kredit bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) di masa mendatang.

Data OJK menunjukkan pertumbuhan pesat sektor ini. Pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan pada Januari 2025 naik 41,9% year-on-year (yoy) dibandingkan Desember 2024, mencapai Rp 7,12 triliun dengan NPF gross 3,37%. Sementara itu, outstanding pembiayaan di industri fintech lending/pinjol pada Januari 2025 tumbuh 29,94% yoy, mencapai Rp 78,50 triliun. Angka ini menunjukkan tingginya permintaan masyarakat terhadap layanan keuangan digital.

Tren Pertumbuhan Pinjol dan BNPL

Pertumbuhan industri pinjol dan BNPL menunjukkan tren positif yang berkelanjutan. “Diperkirakan terjadi peningkatan permintaan pembiayaan BNPL oleh PP (perusahaan pembiayaan) dan Pindar menjelang lebaran tahun ini, namun diharapkan akan lebih terkendali agar tidak menimbulkan peningkatan NPF ke depan,” ujar Agusman. Meskipun demikian, tingkat risiko kredit macet secara agregat (TWP90) tetap terjaga stabil di angka 2,52%. Ini menunjukkan bahwa meskipun pertumbuhan tinggi, risiko kredit masih dalam batas kendali.

Perbandingan data tahun lalu menunjukkan tren serupa. Jelang Lebaran 2024, outstanding pembiayaan BNPL meningkat 31,45% yoy pada April 2024 dibandingkan Maret 2024, sedangkan pembiayaan industri pinjol naik 24,16% yoy dalam periode yang sama. Tingginya permintaan ini sejalan dengan meningkatnya transaksi digital, terutama pembelian produk melalui e-commerce.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Beberapa faktor berkontribusi pada pertumbuhan pesat pinjol dan BNPL. Peningkatan penetrasi internet dan smartphone di Indonesia telah mendorong adopsi teknologi keuangan digital. Kemudahan akses dan proses pengajuan yang cepat juga menjadi daya tarik bagi masyarakat. Selain itu, program promosi dan pemasaran yang agresif dari perusahaan fintech juga berperan penting dalam menarik minat konsumen. Namun, perlu diwaspadai potensi peningkatan risiko kredit macet jika pertumbuhan ini tidak diiringi dengan manajemen risiko yang baik.

OJK perlu memperkuat pengawasan untuk memastikan praktik pinjaman yang bertanggung jawab dan melindungi konsumen dari potensi penipuan atau praktik-praktik yang merugikan. Transparansi biaya dan suku bunga, serta edukasi keuangan kepada masyarakat, sangat penting untuk mencegah masalah di kemudian hari. Peningkatan literasi keuangan akan membantu masyarakat memahami risiko dan manfaat dari penggunaan pinjol dan BNPL.

Peran OJK dalam Pengawasan

OJK memainkan peran krusial dalam menjaga stabilitas dan keamanan sektor keuangan digital. Pengawasan yang ketat terhadap perusahaan fintech, termasuk penegakan aturan dan sanksi terhadap pelanggaran, sangat penting. OJK juga perlu mendorong inovasi teknologi yang bertanggung jawab di sektor fintech, dengan tetap memprioritaskan perlindungan konsumen. Kerjasama dengan berbagai pihak, seperti lembaga pendidikan dan organisasi masyarakat, juga diperlukan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat.

Kesimpulannya, pertumbuhan pinjol dan BNPL di Indonesia menunjukkan potensi besar, tetapi juga memerlukan pengawasan yang ketat dan edukasi keuangan yang komprehensif. OJK perlu terus meningkatkan strategi pengawasannya agar pertumbuhan sektor ini tetap berkelanjutan dan tidak menimbulkan masalah sistemik di masa depan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa akses keuangan digital tetap bermanfaat bagi masyarakat dan tidak menimbulkan dampak negatif.

Exit mobile version