Ekbis  

IHSG Jebol Bawah 6.200: Faktor Apa yang Mendorong Penurunan Tajam?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada Senin, 24 Maret 2025, menandai awal pekan yang kurang menguntungkan bagi pasar saham Indonesia. Penurunan tajam terjadi hingga menyentuh level terendah 5.967, menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor.

Pada pukul 11.13 WIB, IHSG tercatat turun 2,5 persen ke posisi 6.100, sementara Indeks LQ45 terpangkas 3 persen ke posisi 670. Sesi pertama perdagangan menunjukkan IHSG berada di level tertinggi 6.269 dan terendah 5.967, menunjukkan volatilitas yang signifikan.

Analis mengaitkan pelemahan ini dengan beberapa faktor, baik domestik maupun global. Salah satu penyebab utamanya adalah aksi ambil untung (profit-taking) yang dilakukan banyak investor menjelang libur Lebaran. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya likuiditas di pasar, memperparah tekanan jual.

“Aksi jual ini terjadi karena investor cenderung mengamankan keuntungan sebelum libur panjang,” jelas Hendra Wardhana, Pengamat Pasar Modal sekaligus Founder Stocknow.id, kepada Liputan6.com pada Senin (24/3/2025).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan IHSG

Penurunan IHSG diperburuk oleh koreksi pada saham-saham unggulan dengan bobot besar di indeks, seperti BREN (-9%), BBCA (-2%), DCII (-7%), dan TPIA (-8%). Koreksi ini memberikan dampak signifikan terhadap pergerakan indeks secara keseluruhan.

Hendra juga mencatat adanya kekhawatiran investor terhadap pasar saham Indonesia. Pasar saham seringkali dianggap sebagai indikator kepercayaan terhadap kondisi ekonomi suatu negara, sehingga sentimen negatif dapat memicu aksi jual.

Kondisi ekonomi makro yang kurang kondusif juga turut berkontribusi terhadap pelemahan IHSG. Penurunan daya beli masyarakat dan peningkatan jumlah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) telah menambah pesimisme investor terhadap prospek ekonomi.

Ketidakpastian global, seperti potensi arus modal keluar dari pasar negara berkembang, semakin menekan IHSG. Hal ini menambah kompleksitas tantangan yang dihadapi pasar saham Indonesia saat ini.

Menanti Keputusan Strategis Perusahaan Besar dan Kebijakan Pemerintah

Pasar menantikan rilis informasi penting dalam beberapa hari ke depan, termasuk konferensi pers BP Danantara dan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank Himbara. Keputusan-keputusan strategis dari perusahaan besar ini dapat berpengaruh signifikan terhadap sentimen pasar.

“Jika kebijakan yang diumumkan tidak sesuai dengan ekspektasi pasar, maka IHSG bisa terus tertekan,” kata Hendra, menambahkan bahwa sinyal positif dari kebijakan ekonomi dan stabilitas politik dapat membuka peluang rebound bagi IHSG.

IHSG saat ini menghadapi tantangan untuk bertahan di atas level psikologis 6.000. Jika tekanan jual berlanjut, indeks kemungkinan besar akan menguji level support berikutnya di 5.800. Investor perlu mencermati level-level kunci ini karena penembusan ke bawah dapat memicu aksi jual yang lebih dalam.

Langkah-langkah pemerintah dan strategi perusahaan besar akan menjadi faktor penentu dalam mengembalikan kepercayaan investor. Potensi pemulihan tetap terbuka jika ada dorongan positif dari sektor ekonomi dan kebijakan yang lebih pro-investasi.

IHSG Anjlok Lebih Dalam di Sesi Pertama

Pada awal perdagangan sesi pertama, IHSG kembali tertekan, meninggalkan posisi 6.200. IHSG anjlok 2,9 persen ke posisi 6.073, dengan Indeks LQ45 susut 3,07 persen ke posisi 670. Semua indeks saham acuan kompak melemah.

IHSG berada di level tertinggi 6.269,90 dan terendah 6.059,11 pada awal sesi. Sebanyak 524 saham melemah, 77 saham menguat, dan 180 saham stagnan. Total frekuensi perdagangan mencapai 393.654 kali dengan volume 5,3 miliar saham dan nilai transaksi harian Rp 4,7 triliun. Nilai tukar dolar AS terhadap rupiah berada di kisaran 16.554.

Semua sektor saham mengalami penurunan. Sektor teknologi mengalami koreksi terbesar dengan penurunan 5,43 persen. Sektor energi turun 3,53 persen, sektor dasar turun 4,7 persen, dan sektor industri terpangkas 3,08 persen.

Sektor konsumsi non-siklikal susut 3,06 persen, sektor siklikal melemah 3,85 persen, sektor kesehatan susut 3,31 persen, dan sektor keuangan turun 1,64 persen. Sektor properti terpangkas 3,32 persen, infrastruktur susut 1,52 persen, dan transportasi terpangkas 2,53 persen.

Kesimpulannya, pelemahan IHSG merupakan gabungan dari berbagai faktor internal dan eksternal. Kepercayaan investor sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro, kebijakan pemerintah, dan kinerja perusahaan-perusahaan besar. Ke depannya, perkembangan ekonomi dan langkah-langkah strategis akan menentukan arah IHSG.

Exit mobile version