Waspada! Gejala Tekanan Darah Tinggi yang Sering Tak Disadari Perempuan

Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering dianggap sebagai masalah kesehatan pria. Namun, anggapan ini keliru. Faktanya, hampir setengah dari seluruh orang dewasa dengan hipertensi adalah perempuan.

Perempuan dengan kelebihan berat badan 9 kilogram atau lebih, riwayat hipertensi keluarga, atau telah menopause memiliki risiko lebih tinggi terkena hipertensi, menurut American Heart Association. Penting untuk memahami gejala, faktor risiko, dan cara pencegahannya.

1. Gejala Hipertensi pada Perempuan

Pada tahap awal, hipertensi seringkali sulit dikenali karena gejalanya mirip dengan kondisi umum lainnya. Gejala umum meliputi sakit kepala, kelelahan, sesak napas, dan ketidaknyamanan dada.

Gejala-gejala ini mudah disalahartikan sebagai stres, kecemasan, atau gejala menopause, terutama pada perempuan usia tertentu. Beberapa perempuan bahkan mungkin tidak mengalami gejala sama sekali.

Oleh karena itu, pemeriksaan tekanan darah secara rutin sangat penting untuk memantau risiko. Ketahui arti angka tekanan darah Anda:

  • Tekanan darah normal: <120/80 mmHg
  • Peningkatan tekanan darah: 120–129/<80 mmHg
  • Hipertensi stadium 1: 130–139/80–<90 mmHg
  • Hipertensi stadium 2: ≥140/90 mmHg

Semakin tinggi tekanan darah, semakin sulit dikendalikan dan semakin besar risiko komplikasi. Deteksi dan penanganan dini sangat krusial.

2. Kehamilan dan Tekanan Darah Tinggi

Kehamilan dapat memicu diagnosis hipertensi baru. Perubahan hormonal dan fisik selama kehamilan dapat memperburuk kondisi hipertensi yang sebelumnya tidak terdeteksi.

Selain itu, pengukuran tekanan darah pertama kali pada pemeriksaan kehamilan dapat mengungkap hipertensi yang sebelumnya tidak diketahui.

Preeklampsia, suatu bentuk hipertensi spesifik kehamilan, juga perlu diperhatikan. Kondisi ini dapat membahayakan ibu dan bayi, dan membutuhkan penanganan medis segera.

Meskipun preeklampsia biasanya hilang setelah melahirkan, penting bagi ibu hamil yang mengalaminya untuk mengikuti anjuran tim medis.

3. Menopause dan Risiko Hipertensi

Setelah menopause, risiko hipertensi pada perempuan meningkat. Perubahan hormonal dan berat badan yang terjadi selama penuaan dan menopause berkontribusi pada peningkatan risiko ini.

Gejala menopause, seperti kelelahan dan sakit kepala, dapat tumpang tindih dengan gejala hipertensi, sehingga menyulitkan diagnosis. Pemeriksaan tekanan darah rutin tetap sangat penting.

4. Kapan Harus ke Dokter?

Jika mengalami gejala hipertensi, segera konsultasikan dengan dokter. Gejala hipertensi dapat mirip dengan kondisi lain, sehingga diagnosis dan pengobatan yang tepat sangat penting.

Bahkan tanpa gejala, pemeriksaan tekanan darah rutin tetap disarankan. Hipertensi dapat dideteksi melalui pemeriksaan tekanan darah yang cepat dan tidak menyakitkan.

Pemeriksaan tekanan darah setidaknya setahun sekali dianjurkan, terutama bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun.

5. Komplikasi Hipertensi

Hipertensi yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk nyeri dada (angina), detak jantung tidak teratur, serangan jantung, stroke, kerusakan ginjal, dan gagal ginjal.

Peningkatan tekanan darah sesaat bisa terjadi karena stres. Untuk mendiagnosis hipertensi, dokter memerlukan beberapa kali pengukuran yang menunjukkan tekanan darah tinggi secara konsisten.

Pemantauan teratur sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.

6. Pencegahan Hipertensi

Hipertensi dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Berikut beberapa tips:

  • Pantau tekanan darah secara teratur.
  • Jaga berat badan ideal.
  • Konsumsi makanan seimbang, batasi makanan olahan.
  • Batasi asupan garam.
  • Lakukan aktivitas fisik minimal 150 menit per minggu.
  • Batasi konsumsi alkohol.
  • Berhenti merokok.
  • Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin.

Bagi yang sudah didiagnosis hipertensi, langkah-langkah ini sangat penting untuk mengelola kondisi dan mencegah komplikasi. Kerjasama dengan dokter sangat penting.

Hipertensi dapat menyerang siapa pun, tanpa memandang jenis kelamin. Deteksi dan penanganan dini sangat krusial untuk mencegah komplikasi serius seperti stroke, serangan jantung, demensia, dan gagal ginjal.

Periksa tekanan darah Anda minimal setahun sekali untuk menjaga kesehatan jantung Anda.

Referensi: Informasi dalam artikel ini didasarkan pada berbagai sumber ilmiah terpercaya mengenai hipertensi pada perempuan, termasuk pedoman dari American Heart Association dan sumber medis lainnya.

Exit mobile version