Setiap tahun, imunisasi menyelamatkan jutaan nyawa dari penyakit yang dapat dicegah. Namun, jutaan anak di dunia, termasuk di Indonesia, masih belum mendapatkan perlindungan penting ini. Pekan Imunisasi Dunia (PID) 2025 menjadi momentum krusial untuk meningkatkan cakupan imunisasi dan memastikan setiap anak memiliki hak atas hidup sehat, sekaligus mencegah kejadian luar biasa (KLB) penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Imunisasi merupakan intervensi kesehatan yang sangat efektif dan efisien dalam mencegah penyakit. Bukan hanya melindungi individu, imunisasi juga melindungi komunitas dengan membentuk kekebalan kelompok (herd immunity). Sayangnya, manfaat imunisasi belum sepenuhnya dipahami dan diterima oleh sebagian masyarakat, seperti yang disampaikan Direktur Imunisasi Kementerian Kesehatan, Dr. Prima Yosephine, MKM, dalam Pertemuan Jurnalis PID 2025 di Jakarta. Hal ini menjadi tantangan besar yang perlu segera diatasi.
Mengapa Imunisasi Penting?
PID 2025 mengusung tema global “Immunization for All is Humanly Possible”, memperingati 50 tahun Expanded Program Immunization (EPI). Tema nasionalnya, “Ayo Lengkapi Imunisasi, Generasi Sehat Menuju Indonesia Emas,” menekankan komitmen Indonesia untuk masa depan yang lebih sehat melalui imunisasi merata. Pentingnya imunisasi ditekankan oleh berbagai pihak, termasuk Kementerian Kesehatan dan organisasi kesehatan dunia.
Imunisasi merupakan salah satu dari empat pilar utama perkembangan optimal anak, sebagaimana ditegaskan Ketua Pokja Imunisasi Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Hartono Gunardi. Keempat pilar tersebut adalah asuh (nutrisi dan perawatan kesehatan), asih (kasih sayang), asah (stimulasi otak), dan imunisasi (perlindungan dari penyakit berbahaya). Bahkan, dari perspektif keagamaan, imunisasi mendapat dukungan penuh, sesuai Fatwa MUI Nomor 04 Tahun 2016 yang menyatakan imunisasi diperbolehkan dan bahkan wajib jika terancam kematian atau penyakit berat.
Masih Banyak Anak Belum Terimunisasi
Data WHO 2023 menunjukkan 14,5 juta anak di dunia belum mendapatkan imunisasi (zero dose), dengan Indonesia berada di peringkat keenam tertinggi. Antara 2019-2023, 1.356.367 anak Indonesia tidak menerima imunisasi dasar. Berbagai faktor menyebabkan hal ini, termasuk kekhawatiran efek samping, hoaks yang beredar luas, dan penolakan dari keluarga. Pemerintah meluncurkan Sepekan Mengejar Imunisasi (PENARI) untuk meningkatkan cakupan imunisasi secara serentak di seluruh layanan kesehatan.
Dr. Prima menekankan pentingnya imunisasi kejar bagi anak-anak yang tertinggal imunisasinya. “Jika anak-anak tidak segera mendapatkan imunisasi kejar, maka risiko terjadinya KLB PD3I akan semakin besar,” tegasnya. Upaya percepatan imunisasi ini sangat penting untuk melindungi anak-anak dan mencegah penyebaran penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi. Perlu adanya komitmen bersama dari pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat untuk mencapai tujuan ini.
Menangkal Hoaks, Menguatkan Kepercayaan Masyarakat
Penyebaran hoaks dan misinformasi menjadi tantangan besar dalam meningkatkan cakupan imunisasi. Siprianus Bate Soro dari UNDP menyatakan hoaks sebagai penghambat utama. “Kita harus bersama-sama memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya,” katanya. Media memiliki peran strategis dalam meluruskan persepsi masyarakat dan Dr. Prima berharap media dapat mempromosikan PID 2025, menyebarluaskan informasi yang benar, dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi. Edukasi publik yang intensif dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
Untuk mengatasi rendahnya cakupan imunisasi, diperlukan strategi komprehensif yang melibatkan berbagai pihak. Selain program PENARI, perlu ditingkatkan pula edukasi masyarakat melalui berbagai media dan pendekatan yang tepat sasaran. Kolaborasi yang kuat antara pemerintah, tenaga kesehatan, lembaga internasional, serta tokoh agama dan masyarakat sangat penting untuk membangun kepercayaan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya imunisasi. Dengan demikian, kita dapat bersama-sama melindungi anak-anak kita dari penyakit yang dapat dicegah dan mewujudkan generasi sehat menuju Indonesia Emas.
Kesimpulan: Meningkatkan cakupan imunisasi memerlukan upaya bersama dan komitmen kuat dari semua pihak. Melawan hoaks, edukasi publik yang efektif, dan program-program percepatan imunisasi seperti PENARI merupakan langkah-langkah penting menuju Indonesia yang lebih sehat.