Herpes Zoster: Mengapa Wanita Lebih Rentan Terkena Penyakit Ini?

Perempuan memiliki risiko 1,19 kali lebih tinggi terkena cacar api (herpes zoster) dibandingkan laki-laki. Beberapa faktor berkontribusi terhadap prevalensi yang lebih tinggi ini pada perempuan.

Salah satu faktor utama adalah usia. Perempuan cenderung memiliki usia harapan hidup yang lebih panjang daripada laki-laki. Karena herpes zoster lebih sering terjadi pada orang lanjut usia dengan sistem imun yang melemah, faktor ini meningkatkan risiko pada perempuan.

“Jadi, perempuan lebih banyak atau kesempatan kena cacar api lebih besar ya,” ungkap dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi dan imunologi, Sukamto Koesnoe.

Faktor Emosional dan Hormon

Faktor emosional juga berperan penting. Perempuan seringkali dianggap lebih emosional daripada laki-laki. Kondisi emosional seperti stres, cemas, dan sedih dapat secara signifikan memengaruhi sistem imun.

“Stres, cemas, sedih itu sangat memengaruhi sistem kekebalan tubuh,” jelas dr. Sukamto Koesnoe dalam White Paper Vaksinasi Dewasa dan Lansia di Indonesia Terfokus pada Herpes Zoster di Jakarta Pusat pada Kamis, 20 Maret 2025.

Fluktuasi hormon juga merupakan faktor yang perlu diperhatikan. Hormon perempuan mengalami perubahan yang lebih signifikan sepanjang hidupnya, misalnya saat mendekati menstruasi. Perubahan hormonal ini dapat menurunkan daya tahan tubuh dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit, termasuk herpes zoster.

“Hal itu berhubungan dengan fluktuasi hormon yang meningkatkan risiko perempuan jadi lebih mudah sakit,” tambah dr. Sukamto.

Faktor Genetik

Selain faktor usia, emosi, dan hormon, faktor genetik juga ikut berperan. Secara genetik, sistem imun perempuan lebih rentan terhadap reaktivasi virus varicella-zoster (VZV), virus penyebab cacar air yang kemudian dapat menjadi herpes zoster.

Setelah seseorang sembuh dari cacar air, VZV tetap berada dalam tubuh dalam keadaan tidak aktif. Bertahun-tahun kemudian, virus ini dapat kembali aktif dan menyebabkan herpes zoster.

Studi menunjukkan bahwa perempuan memiliki predisposisi genetik yang membuat mereka lebih mungkin mengalami reaktivasi VZV dibandingkan laki-laki.

Distribusi Kasus Cacar Api di Indonesia

Analisis data sekunder penyakit herpes zoster dari klaim BPJS Kesehatan (2015-2022) oleh Kalta Bina Insani (KBI) Consulting & Training menunjukkan beberapa provinsi dengan angka kejadian yang tinggi. Ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk populasi lansia yang besar dan kualitas pelaporan kasus yang lebih baik di daerah tersebut.

Sepuluh provinsi dengan kasus tertinggi antara lain: Yogyakarta, Bali, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Timur, Sumatera Barat, Gorontalo, Riau, dan DKI Jakarta. Data ini memberikan gambaran tentang penyebaran geografis herpes zoster di Indonesia dan pentingnya upaya pencegahan di daerah-daerah tersebut.

dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH, Konsultan Senior Ekonomi Kesehatan KBI Consulting & Training, menekankan pentingnya memperhatikan populasi lansia dan sistem pelaporan yang handal dalam interpretasi data ini.

Biaya Perawatan dan Pencegahan

Biaya perawatan herpes zoster cukup signifikan. Studi KBI Consulting & Training menunjukkan total klaim JKN untuk rawat inap dan rawat jalan mencapai angka miliaran rupiah pada tahun 2021. Biaya perawatan per individu pun bisa mencapai jutaan rupiah, baik untuk rawat inap maupun rawat jalan.

Pentingnya kolaborasi antara pemerintah, instansi medis, dan swasta dalam upaya pencegahan penyakit ini sangatlah penting untuk mengurangi beban biaya perawatan bagi pemerintah, pasien, dan keluarga mereka.

Vaksinasi herpes zoster merupakan salah satu upaya pencegahan yang efektif. Vaksinasi pada orang dewasa dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup, bahkan dapat mengurangi risiko rawat inap dan kematian.

“Bahkan dalam beberapa kasus dapat menekan angka risiko rawat inap hingga setengah kalinya dan menekan angka kematian hingga sepertiganya,” ungkap Reswita Dery Gisriani, Communication, Government Affairs & Market Access Director, GSK Indonesia.

Kesimpulan: Perempuan memiliki risiko lebih tinggi terkena herpes zoster karena kombinasi faktor usia, emosi, hormon, dan genetik. Upaya pencegahan seperti vaksinasi sangat penting untuk mengurangi beban penyakit ini, baik bagi individu maupun sistem kesehatan nasional.

Exit mobile version