Pernahkah Anda mengalami bercak putih atau cokelat pada kulit yang disertai rasa gatal? Kemungkinan besar itu adalah panu, sebuah infeksi jamur kulit yang umum terjadi. Mari kita bahas lebih detail tentang penyakit ini.
Apa itu Panu?
Panu, atau yang secara medis dikenal sebagai tinea versicolor, merupakan infeksi jamur kulit yang ditandai dengan munculnya bercak-bercak berwarna lebih terang atau lebih gelap daripada warna kulit asli. Kondisi ini disebabkan oleh jamur Malassezia, yang secara alami hidup di kulit kita.
Biasanya, jamur Malassezia hidup berdampingan dengan tubuh kita tanpa menimbulkan masalah. Namun, dalam kondisi tertentu, jamur ini dapat berkembang biak secara berlebihan, mengganggu produksi melanin (pigmen kulit), sehingga menyebabkan perubahan warna kulit.
Baca selengkapnya di 10 Merk Suplemen Vitamin C Terbaik Cegah Penyakit Musim Hujan untuk informasi lebih lanjut.
Perlu diingat, pertumbuhan jamur Malassezia yang berlebihan tidak selalu menyebabkan panu. Faktor-faktor lain seperti kondisi lingkungan dan sistem imun juga berperan penting dalam perkembangan penyakit ini.
Seberapa Umum Panu?
Panu termasuk penyakit kulit yang cukup umum dan dapat menyerang siapa saja, meskipun lebih sering terjadi pada pria. Faktor iklim juga berpengaruh; panu lebih sering ditemukan di daerah beriklim tropis dan subtropis yang lembap dan panas, karena kondisi tersebut sangat mendukung pertumbuhan jamur.
Selain itu, orang yang memiliki kecenderungan berkeringat berlebihan juga lebih rentan terhadap panu. Kondisi ini tidak menular secara langsung dari orang ke orang, melainkan disebabkan oleh pertumbuhan jamur yang berlebihan pada individu itu sendiri.
Tanda dan Gejala Panu
Ciri khas panu adalah munculnya bercak-bercak kulit yang berubah warna. Bercak ini bisa berwarna lebih terang (hipopigmentasi), lebih gelap (hiperpigmentasi), atau berwarna cokelat kemerahan. Bercak tersebut biasanya terasa kering dan bersisik, dan terkadang disertai rasa gatal.
Bercak panu sering muncul di area tubuh seperti lengan, dada, leher, dan punggung. Namun, panu juga bisa muncul di wajah. Warna bercak dapat bervariasi tergantung pada warna kulit seseorang; bercak lebih terang lebih umum pada individu berkulit gelap, sementara bercak lebih gelap lebih sering terjadi pada individu berkulit terang.
Jangan lewatkan artikel Hilangkan Bekas Luka Kaki Membandel: 10 Cara Ampuh Terbukti, cek sekarang!
Gejala panu cenderung lebih terlihat setelah berjemur karena jamur menghambat proses penyamakan kulit. Sebaliknya, bercak-bercak tersebut mungkin tampak memudar atau bahkan menghilang di cuaca dingin dan kering.
Kapan Harus ke Dokter?
Konsultasikan dengan dokter jika panu tidak membaik setelah perawatan mandiri, infeksi berulang, atau jika bercak panu menutupi area tubuh yang luas. Dokter dapat melakukan diagnosis dan memberikan perawatan yang tepat. Perawatan mandiri yang salah justru dapat memperburuk kondisi.
Selain itu, penting untuk membedakan panu dengan kondisi kulit lainnya yang memiliki gejala serupa, seperti vitiligo atau pityriasis rosea. Diagnosis yang tepat sangat penting untuk menentukan pengobatan yang efektif.
Penyebab Panu
Penyebab utama panu adalah pertumbuhan jamur Malassezia yang tidak terkendali di permukaan kulit. Meskipun jamur ini secara alami ada di kulit, pertumbuhannya yang berlebihan dapat memicu reaksi inflamasi dan perubahan pigmen kulit.
Mekanisme pasti yang menyebabkan pertumbuhan jamur Malassezia berlebihan masih belum sepenuhnya dipahami, namun dipercaya ada perbedaan berdasarkan tipe panu. Panu tipe hipopigmentasi (bercak putih) mungkin disebabkan oleh bahan kimia yang diproduksi jamur, merusak melanosit (sel penghasil melanin).
Sedangkan panu tipe hiperpigmentasi (bercak gelap) bisa dipicu oleh dermatitis akibat jamur Malassezia. Terdapat beberapa spesies Malassezia, dan M. globosa, M. resta, dan M. sympodialis adalah yang paling sering dikaitkan dengan panu.
Faktor Risiko Panu
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena panu. Faktor-faktor tersebut meliputi riwayat keluarga dengan panu, keringat berlebih, iklim lembap dan hangat, sistem imun yang lemah (misalnya karena penyakit atau pengobatan tertentu), dan beberapa jenis kanker.
Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap infeksi jamur, termasuk panu. Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu, terutama yang menekan sistem imun, dapat meningkatkan risiko infeksi jamur.
Diagnosis Panu
Diagnosis panu biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik oleh dokter. Dokter akan melihat tampilan bercak-bercak pada kulit. Beberapa tes tambahan mungkin dilakukan untuk memastikan diagnosis, antara lain:
- Lampu Wood: Lampu UV khusus ini dapat membantu mendeteksi jamur pada kulit. Kulit yang terinfeksi akan tampak berpendar kuning atau hijau di bawah sinar UV.
- Biopsi kulit: Pengambilan sampel jaringan kulit untuk diperiksa di laboratorium guna mengidentifikasi jamur penyebab infeksi.
- Pemeriksaan mikroskopis: Pengamatan sampel kulit di bawah mikroskop untuk melihat keberadaan sel-sel jamur Malassezia.
Pengobatan Panu
Pengobatan panu umumnya melibatkan penggunaan obat antijamur. Untuk kasus ringan, krim atau sampo antijamur yang dijual bebas di apotek bisa menjadi pilihan. Beberapa bahan aktif yang umum digunakan meliputi selenium sulfida, ketoconazole, dan zinc pyrithione.
Obat oles ini harus dioleskan tipis-tipis pada area yang terkena panu, satu hingga dua kali sehari selama beberapa minggu hingga gejala mereda. Durasi pengobatan bervariasi dan tergantung pada keparahan panu. Penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan obat dengan saksama.
Obat Antijamur Oles (Topikal)
Selain selenium sulfida, ketoconazole, dan zinc pyrithione, obat oles lain yang mungkin diresepkan dokter antara lain terbinafine gel dan ciclopirox krim. Pilihan obat akan disesuaikan dengan kondisi pasien dan keparahan panu.
Obat Antijamur Oral (Minum)
Untuk kasus panu yang berat atau yang tidak responsif terhadap pengobatan topikal, dokter mungkin meresepkan obat antijamur oral seperti itraconazole atau fluconazole. Obat oral ini lebih kuat dan bekerja secara sistemik dalam tubuh. Namun, obat oral memiliki potensi efek samping yang lebih besar dibandingkan dengan obat oles.
Penting untuk diingat bahwa terbinafine oral, meskipun efektif untuk jenis infeksi jamur tertentu, tidak efektif untuk mengatasi infeksi Malassezia yang menyebabkan panu.
Perawatan Rumahan untuk Panu
Meskipun pengobatan medis penting, perawatan rumahan juga dapat membantu mencegah kekambuhan panu. Kebersihan kulit yang baik sangat penting untuk mencegah pertumbuhan jamur berlebih. Cucilah kulit secara teratur dengan sabun lembut dan air, dan keringkan kulit dengan saksama setelah mandi atau berkeringat.
Hindari berjemur atau paparan sinar matahari berlebihan, karena hal ini dapat membuat panu lebih terlihat. Kurangi keringat berlebih dengan mengenakan pakaian longgar dan berbahan katun. Gunakan produk perawatan kulit yang tidak berminyak atau non-komedogenik.
Jika panu sering kambuh, terutama di daerah yang panas dan lembap, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan perawatan pencegahan, mungkin dengan obat resep untuk digunakan secara berkala.
Ringkasan
- Panu (tinea versicolor) adalah infeksi kulit ringan yang disebabkan oleh jamur, menyebabkan bercak putih atau cokelat di kulit.
- Disebabkan oleh jamur Malassezia yang tumbuh di kulit, terutama di area lembap dan berminyak.
- Gejalanya meliputi bercak kulit yang lebih terang atau gelap, gatal, dan kadang bersisik.
- Pengobatan biasanya menggunakan krim atau sampo antijamur dengan kandungan selenium sulfida, ketoconazole, atau terbinafine (topikal). Untuk kasus berat, obat oral mungkin diresepkan.
- Perawatan rumahan meliputi menjaga kebersihan kulit, menghindari paparan sinar matahari berlebih, dan penggunaan produk perawatan kulit yang tidak berminyak.