Kulit kepala kering yang mengelupas bisa sangat mengganggu. Kondisi ini, yang dikenal sebagai dermatitis seboroik, dapat dialami oleh bayi, anak-anak, dan orang dewasa. Rasa gatal yang ditimbulkannya seringkali sangat tidak nyaman.
Dermatitis seboroik, juga disebut eksim seboroik atau cradle cap pada bayi, adalah penyakit kulit kronis yang ditandai dengan peradangan pada kulit. Kondisi ini menyebabkan kulit kepala memerah, bersisik, dan gatal. Selain kulit kepala, dermatitis seboroik juga dapat muncul di area berminyak lainnya di tubuh.
Meskipun umumnya tidak berbahaya, dermatitis seboroik dapat memengaruhi kualitas hidup penderita. Pada orang dewasa, kondisi ini terkadang sembuh sendiri, sementara pada bayi biasanya hilang pada usia 6-12 bulan. Namun, kemunculannya bisa kembali saat pubertas.
Baca selengkapnya di Mengenal Purging dan Breakout: Bedanya Apa, Bagaimana Mengatasinya? untuk informasi lebih lanjut.
Apa itu Dermatitis Seboroik?
Dermatitis seboroik merupakan peradangan kulit yang ditandai dengan munculnya bercak kemerahan dan bersisik. Sisik ini seringkali berwarna kekuningan dan berminyak, terutama pada bayi (cradle cap). Pada orang dewasa, sisik tersebut mungkin lebih kering dan menyerupai ketombe berat.
Area yang paling sering terkena adalah kulit kepala, namun dermatitis seboroik juga dapat menyerang area berminyak lainnya seperti wajah (terutama di sekitar hidung dan alis), telinga, kelopak mata, dan dada. Bahkan area kulit yang cenderung kering seperti lipatan paha dan ketiak pun dapat terkena.
Kondisi ini tidak menular, tetapi gejalanya yang tidak nyaman membuat penderita perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Perawatan yang tepat akan membantu meredakan gejala dan mencegah kekambuhan.
Seberapa Umum Dermatitis Seboroik?
Dermatitis seboroik adalah kondisi yang umum terjadi di semua kelompok umur. Baik bayi, anak-anak, maupun orang dewasa dapat mengalaminya. Pria sedikit lebih sering mengalaminya dibandingkan wanita. Faktor genetik dan lingkungan kemungkinan besar berperan dalam kejadiannya.
Tanda dan Gejala Dermatitis Seboroik
Gejala dermatitis seboroik dapat bervariasi tergantung usia dan tingkat keparahannya. Pada orang dewasa, gejala yang umum termasuk kulit kepala merah, bersisik, dan sangat gatal; kulit berminyak atau kering dan mengelupas; dan rasa terbakar, terutama pada kulit kepala dan saluran telinga. Pada kasus yang parah, mungkin terjadi infeksi sekunder dan keluarnya cairan.
Jangan lewatkan artikel Diabetes dan Kurma: Amankah Konsumsi Buah Manis Ini?, cek sekarang!
Pada bayi (cradle cap), dermatitis seboroik biasanya muncul sebagai bercak kuning, berminyak, dan bersisik pada kulit kepala. Sisik tersebut dapat tebal dan menutupi sebagian besar kulit kepala. Kondisi ini juga dapat meluas ke wajah, terutama di sekitar mata, hidung, dan telinga, dan bahkan dapat menjadi ruam popok.
Penting untuk diingat bahwa setiap individu mungkin mengalami gejala yang berbeda. Jika Anda ragu, konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis yang tepat.
Kapan Harus Periksa ke Dokter?
Meskipun umumnya tidak berbahaya, ada beberapa situasi yang membutuhkan perhatian medis segera. Jika gatal yang hebat mengganggu tidur dan konsentrasi, jika terjadi infeksi sekunder pada kulit (seperti bernanah atau membengkak), atau jika pengobatan rumahan tidak efektif, segera konsultasikan ke dokter spesialis kulit.
Kecemasan berlebihan terkait kondisi kulit juga merupakan alasan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis profesional. Dokter dapat memberikan diagnosis yang tepat dan rencana perawatan yang sesuai.
Penyebab Dermatitis Seboroik
Penyebab pasti dermatitis seboroik belum sepenuhnya dipahami. Namun, pertumbuhan berlebihan jamur *Malassezia* pada kulit yang berminyak dianggap sebagai faktor utama. Jamur ini secara alami ada di kulit, tetapi pada beberapa orang, pertumbuhannya yang tidak terkontrol dapat memicu peradangan.
Faktor genetik juga berperan, dengan orang-orang yang memiliki riwayat keluarga dengan dermatitis seboroik atau kondisi kulit lainnya memiliki risiko yang lebih tinggi. Sistem kekebalan tubuh yang lemah juga dapat meningkatkan kerentanan terhadap dermatitis seboroik.
Kondisi medis seperti HIV/AIDS, penyakit Parkinson, epilepsi, dan bahkan kondisi psikologis seperti depresi dan gangguan makan, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko dermatitis seboroik.
Faktor Risiko Dermatitis Seboroik
Usia
Bayi baru lahir dan orang dewasa berusia 30-60 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena dermatitis seboroik.
Kondisi Medis Tertentu
HIV/AIDS, jerawat parah, rosacea, psoriasis, penyakit Parkinson, epilepsi, riwayat stroke atau serangan jantung, alkoholisme, depresi, dan gangguan makan dapat meningkatkan risiko.
Obat-obatan
Beberapa obat, termasuk interferon, lithium, dan psoralen, dapat meningkatkan risiko dermatitis seboroik.
Diagnosis Dermatitis Seboroik
Diagnosis biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik oleh dokter. Dokter akan mengamati kulit dan menanyakan riwayat medis pasien. Terkadang, tes tambahan seperti biopsi kulit mungkin diperlukan untuk menyingkirkan kondisi lain yang mirip.
Pengobatan Dermatitis Seboroik
Pengobatan bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah kekambuhan. Perawatan awal biasanya meliputi perawatan rumahan dan sampo antiketombe. Jika gejala tidak membaik, dokter mungkin meresepkan obat-obatan.
Kortikosteroid
Krim, salep, atau sampo kortikosteroid dapat mengurangi peradangan. Namun, penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan efek samping seperti penipisan kulit.
Calcineurin Inhibitor
Tacrolimus dan pimecrolimus merupakan alternatif yang lebih aman untuk penggunaan jangka panjang, tetapi lebih mahal dan memiliki potensi risiko yang perlu dipertimbangkan.
Obat Antijamur
Krim, salep, atau sampo antijamur dapat membantu mengendalikan pertumbuhan jamur *Malassezia*. Dalam kasus yang parah, obat antijamur oral mungkin diresepkan.
Perawatan Rumahan Dermatitis Seboroik
Beberapa perawatan rumahan dapat membantu meredakan gejala. Keramas teratur dengan sampo lembut dan antiketombe sangat disarankan. Pelembap seperti minyak mineral atau minyak zaitun dapat membantu melembapkan kulit kepala yang kering dan bersisik.
Hindari produk penata rambut yang keras, produk yang mengandung alkohol, dan pakaian yang kasar atau ketat. Beberapa perawatan alami, seperti tea tree oil dan lidah buaya, dapat membantu meredakan gatal dan peradangan, tetapi harus digunakan dengan hati-hati dan setelah berkonsultasi dengan dokter.
Perawatan lain yang mungkin membantu termasuk penggunaan minyak ikan (karena kandungan omega-3), dan mengonsumsi probiotik untuk meningkatkan kesehatan usus dan sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan. Namun, efektivitasnya bervariasi pada setiap individu.
Ringkasan
Dermatitis seboroik adalah kondisi kulit kronis yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan signifikan. Meskipun tidak berbahaya, penting untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat untuk mengelola gejala dan mencegah kekambuhan. Kombinasi pengobatan medis dan perawatan rumahan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penderita.