Banyak orang menyukai makanan pedas, bahkan menjadikan nya sebagai menu favorit saat buka puasa. Seblak, mie level, dan aneka makanan bertopping sambal kerap menjadi pilihan. Namun, kebiasaan ini perlu diwaspadai karena dapat membahayakan kesehatan, khususnya bagi mereka yang memiliki masalah pencernaan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyarankan untuk menghindari makanan pedas saat berbuka puasa. Makanan pedas dapat memicu peningkatan asam lambung, yang berujung pada gangguan pencernaan. Kondisi ini bisa semakin memburuk jika Anda memiliki riwayat masalah asam lambung sebelumnya.
Efek Makanan Pedas terhadap Asam Lambung
Makanan pedas mengandung capsaicin, senyawa kimia yang menimbulkan sensasi panas dan terbakar di lidah. Capsaicin ini bersifat iritatif terhadap kerongkongan dan lapisan mukosa lambung. Reaksi tubuh terhadap iritasi ini adalah peningkatan asam lambung (refluks asam).
Baca selengkapnya di Tretinoid vs Retinol: Mana yang Terbaik untuk Kulit Anda? untuk informasi lebih lanjut.
Konsumsi makanan pedas secara berulang dan terus menerus dapat menyebabkan refluks asam yang kambuh. Kondisi ini dapat melemahkan dinding lambung, hingga akhirnya memicu peradangan atau gastritis. Gastritis yang terjadi lebih dari dua kali seminggu bisa menjadi indikasi penyakit gastroesofageal reflux disease (GERD).
Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menghindari atau setidaknya membatasi konsumsi makanan pedas, terutama saat berbuka puasa. Pilihlah makanan yang lebih mudah dicerna dan tidak memicu peningkatan asam lambung.
Gejala Asam Lambung Naik
Salah satu gejala paling umum dari refluks asam adalah heartburn, yaitu sensasi terbakar dan nyeri di ulu hati. Rasa terbakar ini dapat menjalar ke tengah dada, belakang tulang dada, hingga bagian bawah dada, bahkan sampai ke tenggorokan.
Selain heartburn, gejala lain yang mungkin muncul akibat peningkatan asam lambung antara lain mual, rasa pahit di mulut, karies gigi, regurgitasi (makanan kembali ke mulut), nyeri atau kesulitan menelan, batuk kronis, sakit tenggorokan, suara serak, dan bau mulut.
Pada kasus yang lebih serius atau jika kondisi ini berlangsung dalam jangka panjang tanpa penanganan yang tepat, dapat muncul komplikasi yang lebih berbahaya. Gejala lanjut ini menandakan adanya komplikasi asam lambung atau GERD yang perlu penanganan medis segera.
Jangan lewatkan artikel Konsumsi Ikan Hati-Hati, 15 Jenis Ini Tinggi Merkuri, cek sekarang!
Gejala Lanjut Akibat Komplikasi Asam Lambung/GERD:
Komplikasi GERD yang serius meliputi esofagitis (peradangan kerongkongan), striktur esofagus (penyempitan kerongkongan), dan Barrett’s esophagus. Barrett’s esophagus merupakan kondisi pra-kanker yang berpotensi berkembang menjadi kanker esofagus.
Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, terutama yang bersifat kronis atau berat, segera konsultasikan dengan dokter. Penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan menentukan pengobatan yang tepat berdasarkan kondisi Anda.
Selain menghindari makanan pedas, menjaga pola makan sehat, mengelola stres, dan menjaga berat badan ideal juga sangat penting untuk mencegah dan mengelola asam lambung. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan panduan yang tepat mengenai pola makan yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.