Diet yang tidak nyaman dapat memicu stres dan berujung pada gangguan psikologis, bahkan gangguan makan. Hal ini diungkapkan oleh dr. Mulianah Daya, M.Gizi, Sp.GK., dokter spesialis gizi klinik lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Salah satu dampak negatif diet ketat adalah peningkatan risiko stress eating. Stress eating merupakan kebiasaan mengonsumsi makanan secara berlebihan sebagai mekanisme mengatasi stres. Kondisi ini seringkali muncul ketika seseorang merasa diet yang dijalani terlalu membatasi dan tidak menyenangkan.
Memilih pola diet orang lain tanpa mempertimbangkan kesukaan dan kenyamanan pribadi juga dapat memicu stress eating. Paksaan untuk menghindari makanan tertentu, misalnya tepung atau buah-buahan tertentu, dapat meningkatkan tingkat stres dan keinginan untuk makan secara berlebihan.
Dampak Negatif Diet Ketat terhadap Kesehatan Mental dan Fisik
Diet yang terlalu restriktif tidak hanya memicu stres, tetapi juga meningkatkan kadar hormon stres dalam tubuh. Kenaikan hormon stres ini selanjutnya dapat memengaruhi hormon lapar, sehingga meningkatkan keinginan untuk mengonsumsi makanan dalam jumlah besar.
Menanggapi anggapan bahwa makan banyak saat stres adalah hal yang wajar, dr. Mulianah menegaskan bahwa hal tersebut perlu diwaspadai. Membiarkan kebiasaan ini berlanjut dapat berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental jangka panjang.
Selain stress eating, diet ketat juga dapat meningkatkan risiko gangguan makan (eating disorder). Gangguan makan ini dapat memunculkan ketakutan berlebihan terhadap makanan tertentu, hingga pada tindakan ekstrem seperti muntah setelah makan. Kondisi ini membutuhkan penanganan dari ahli psikologi.
Ketidakseimbangan Nutrisi Akibat Diet Ketat
Diet yang terlalu ketat seringkali menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi (imbalance nutrition). Asupan nutrisi menjadi terlalu sedikit atau justru berlebihan, sehingga berat badan tidak kunjung turun dan bahkan dapat naik. Kondisi ini diperparah jika dikombinasikan dengan stress eating.
Untuk menghindari dampak negatif dari diet ketat, disarankan untuk memilih pola makan yang seimbang, bergizi, dan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi individu. Konsultasi dengan ahli gizi atau dokter sangat penting untuk merencanakan diet yang sehat dan berkelanjutan.
Penting untuk diingat bahwa menurunkan berat badan bukanlah tujuan utama, melainkan kesehatan menyeluruh. Menjaga kesehatan mental dan fisik harus menjadi prioritas utama, dan diet yang sehat serta seimbang merupakan salah satu kunci utamanya.
Jika mengalami kesulitan dalam mengatur pola makan atau mengalami gangguan makan, segera konsultasikan dengan profesional kesehatan seperti dokter spesialis gizi klinik atau psikolog. Jangan ragu untuk meminta bantuan, karena kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Ingatlah bahwa diet yang sehat haruslah menyenangkan dan berkelanjutan, bukan menjadi beban atau sumber stres tambahan. Fokus pada pola hidup sehat secara keseluruhan, termasuk olahraga teratur dan manajemen stres yang efektif, akan memberikan hasil yang lebih optimal dan berkelanjutan.