Testis, atau buah zakar, merupakan organ reproduksi pria vital yang terdiri dari dua kelenjar berbentuk oval seukuran buah zaitun. Terletak di dalam skrotum, kantung kulit yang tergantung di belakang penis, testis memiliki peran krusial dalam produksi sperma dan hormon testosteron. Oleh karena itu, kesehatan testis sangat penting bagi kesuburan dan kesehatan pria secara keseluruhan. Penyakit atau gangguan pada testis memerlukan penanganan segera untuk mencegah komplikasi serius.
Ragam Gangguan dan Penyakit pada Testis dan Skrotum
Berbagai kondisi dapat memengaruhi testis dan skrotum, mulai dari cedera ringan hingga penyakit serius seperti kanker. Penting untuk mengenali gejala-gejala yang mungkin muncul agar dapat mencari pertolongan medis tepat waktu. Penanganan yang tepat dan cepat dapat mencegah kerusakan permanen pada testis dan menjaga kesuburan.
1. Trauma Testis
Karena posisinya yang terpapar di luar tubuh dan tanpa perlindungan tulang, testis sangat rentan terhadap benturan, tendangan, atau cedera lainnya. Trauma ringan mungkin hanya menyebabkan rasa sakit sementara yang sembuh sendiri. Namun, cedera berat dapat menyebabkan pendarahan internal, robekan, atau bahkan pecah testis.
Jika rasa sakit hebat, disertai mual atau muntah, pembengkakan hebat, atau perubahan warna skrotum, segera cari pertolongan medis. Perawatan mungkin meliputi istirahat, kompres es, dan obat pereda nyeri. Dalam kasus cedera serius, operasi mungkin diperlukan.
2. Kanker Testis
Kanker testis terjadi ketika sel-sel di dalam testis tumbuh secara tidak terkendali. Penyakit ini dapat terjadi pada usia berapa pun, namun lebih sering terjadi pada pria usia 15-35 tahun. Pada tahap awal, kanker testis seringkali tanpa gejala, sehingga pemeriksaan testis secara teratur sangat penting.
Gejala yang mungkin muncul antara lain: benjolan keras atau tidak nyeri di testis, pembengkakan pada testis, nyeri atau rasa berat di skrotum, nyeri di selangkangan. Penanganan kanker testis bervariasi tergantung pada stadium penyakit, dan dapat meliputi pembedahan, kemoterapi, dan/atau radioterapi.
3. Torsio Testis
Torsio testis merupakan kondisi darurat medis yang terjadi ketika korda spermatika (kabel yang membawa darah dan saraf ke testis) terpelintir. Hal ini memblokir aliran darah ke testis, menyebabkan nyeri hebat dan pembengkakan. Jika tidak segera ditangani, torsio testis dapat menyebabkan kematian jaringan testis dan memerlukan pengangkatan testis.
Gejala torsio testis meliputi: nyeri skrotum yang tiba-tiba dan hebat, pembengkakan skrotum, mual dan muntah, testis terasa lebih tinggi dari biasanya. Perawatan biasanya melibatkan operasi untuk memutar kembali korda spermatika dan mengembalikan aliran darah. Operasi perlu dilakukan dalam waktu beberapa jam sejak gejala muncul untuk mencegah kerusakan permanen.
4. Epididimitis
Epididimitis adalah peradangan pada epididimis, tabung kecil yang terletak di belakang testis yang menyimpan dan membawa sperma. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, tetapi juga dapat disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS).
Gejala epididimitis meliputi: nyeri dan pembengkakan pada skrotum, demam, nyeri saat buang air kecil, keluarnya cairan dari penis. Pengobatan umumnya melibatkan antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri. Dalam beberapa kasus, operasi mungkin diperlukan untuk mengeringkan abses.
5. Varikokel
Varikokel adalah pembesaran pembuluh darah vena di dalam skrotum, mirip dengan varises di kaki. Kondisi ini lebih sering terjadi pada testis sebelah kiri. Varikokel seringkali tidak menimbulkan gejala, tetapi dapat menyebabkan nyeri tumpul atau rasa berat di skrotum, terutama saat berdiri lama.
Varikokel juga dapat memengaruhi kesuburan pria. Perawatan mungkin tidak diperlukan jika tidak menimbulkan gejala. Namun, jika menyebabkan nyeri atau memengaruhi kesuburan, perawatan dapat berupa operasi (varikoselektomi) atau embolisasi untuk menutup pembuluh darah yang membesar.
6. Hidrokel
Hidrokel adalah penumpukan cairan di sekitar testis, menyebabkan pembengkakan skrotum. Kondisi ini dapat terjadi pada bayi dan orang dewasa. Hidrokel pada bayi seringkali hilang dengan sendirinya, sedangkan pada orang dewasa mungkin memerlukan pengobatan.
Gejala hidrokel berupa: pembengkakan skrotum yang tidak nyeri, skrotum terasa berat. Perawatan hidrokel pada orang dewasa dapat melibatkan aspirasi (pengeluaran cairan dengan jarum) atau operasi (hidrokelektomi) jika cairan tidak hilang dengan sendirinya.
7. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah kondisi di mana testis tidak menghasilkan cukup testosteron. Ini dapat menyebabkan berbagai gejala, tergantung pada usia dan penyebabnya. Pada pria dewasa, gejala dapat meliputi: penurunan libido, disfungsi ereksi, kelelahan, penurunan massa otot, peningkatan lemak tubuh.
Pada anak laki-laki, hipogonadisme dapat menyebabkan penundaan atau kegagalan pubertas. Perawatan hipogonadisme dapat meliputi terapi penggantian testosteron. Pengobatan harus disesuaikan dengan penyebab dan keparahan hipogonadisme.
Kesimpulan
Kesehatan testis sangat penting bagi kesehatan dan kesuburan pria. Berbagai kondisi dapat memengaruhi testis dan skrotum, dan penting untuk mengenali gejala-gejala yang mungkin muncul. Pemeriksaan kesehatan secara teratur dan konsultasi dengan dokter sangat penting untuk mendiagnosis dan mengobati masalah yang mungkin terjadi.