Khitan dan Kesuburan Pria: Mitos atau Fakta Ilmiah?

Khitan, atau sunat, adalah prosedur medis yang sering dilakukan pada pria, namun sebenarnya bukan prosedur wajib secara medis. Banyak yang melakukannya karena alasan agama, anjuran dokter, atau kepercayaan bahwa khitan meningkatkan kesuburan. Namun, apakah klaim ini didukung bukti ilmiah?

Mari kita telusuri lebih dalam mengenai dampak khitan terhadap kesuburan pria dan manfaat kesehatan lainnya.

Benarkah Khitan Berpengaruh pada Kesuburan Pria?

Meskipun khitan dapat memperbaiki beberapa masalah kulit pada penis, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang konklusif menunjukkan peningkatan kesuburan akibat khitan. Klaim bahwa khitan meningkatkan gairah seksual juga masih perlu penelitian lebih lanjut untuk pembuktiannya.

Kesuburan pria terutama ditentukan oleh kualitas sperma, yang meliputi jumlah, bentuk, dan motilitas (pergerakan). Belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa khitan secara signifikan memengaruhi ketiga faktor tersebut.

Namun, khitan dapat berperan tidak langsung dalam mendukung kesuburan dengan mengurangi risiko infeksi. Kulup, yaitu kulit yang menutupi kepala penis, merupakan tempat berkembang biaknya bakteri, sel kulit mati, dan minyak. Kebersihan yang kurang optimal pada area ini dapat meningkatkan risiko infeksi.

Dengan mengangkat kulup, risiko infeksi berkurang, sehingga kesehatan organ reproduksi terjaga lebih baik. Ini, pada gilirannya, dapat berkontribusi pada kesehatan reproduksi secara umum, meskipun bukan merupakan faktor penentu kesuburan langsung.

Manfaat Khitan untuk Mengatasi Masalah Terkait Kesuburan

Meskipun tidak secara langsung meningkatkan produksi sperma atau kualitasnya, khitan memiliki beberapa manfaat yang dapat berdampak positif pada kesehatan reproduksi pria dan secara tidak langsung mendukung kesuburan.

1. Mengurangi Risiko Gangguan pada Penis

Fimosis, kondisi di mana kulup sulit ditarik ke belakang, dan balanitis, peradangan pada kulup dan kepala penis, merupakan dua masalah umum yang dapat terjadi pada pria yang tidak disunat. Kondisi ini, jika tidak ditangani, dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan selama hubungan seksual.

Fimosis yang parah bahkan dapat menghambat keluarnya sperma saat ejakulasi, meskipun hal ini jarang terjadi. Balanitis yang kronis juga berpotensi menimbulkan komplikasi yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi. Khitan dapat mencegah dan mengatasi kedua kondisi tersebut.

2. Menurunkan Risiko Tertular HIV

Studi telah menunjukkan bahwa khitan dapat mengurangi risiko penularan HIV secara signifikan. Beberapa penelitian menunjukkan pengurangan risiko hingga 50-60%. Hal ini karena kulup dapat menjadi tempat masuknya virus HIV.

Namun, penting diingat bahwa khitan bukanlah metode pencegahan HIV yang sempurna. Praktik seks aman tetap penting untuk mencegah penularan HIV dan penyakit menular seksual lainnya.

3. Mengurangi Risiko Kanker Prostat

Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara khitan dan penurunan risiko kanker prostat. Meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami, diyakini bahwa mengurangi infeksi dan peradangan pada penis dapat berperan dalam menurunkan risiko ini.

Peradangan kronis di area genital dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker prostat. Dengan mencegah infeksi, khitan dapat mengurangi risiko peradangan kronis tersebut.

4. Mengurangi Risiko Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) lebih sering terjadi pada wanita, tetapi juga dapat terjadi pada pria. Pria yang tidak disunat memiliki risiko ISK yang lebih tinggi dibandingkan pria yang disunat. Khitan dapat mengurangi risiko ini secara signifikan.

Risiko ISK pada pria yang tidak disunat bisa 7-8 kali lebih tinggi. Hal ini terkait dengan lingkungan yang lembap dan kurang higienis di bawah kulup yang dapat mendukung pertumbuhan bakteri penyebab ISK.

Penting untuk melakukan khitan di fasilitas kesehatan yang terakreditasi dan oleh tenaga medis yang berpengalaman untuk meminimalkan risiko komplikasi.

Meskipun usia ideal untuk khitan dapat bervariasi, umumnya disarankan untuk melakukan khitan pada bayi atau sebelum masa pubertas. Namun, khitan dapat dilakukan pada usia berapa pun, dengan pertimbangan dan prosedur yang sesuai.

Kesimpulan

  • Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa khitan meningkatkan kesuburan pria secara langsung.
  • Khitan bermanfaat dalam menjaga kesehatan organ reproduksi dengan meminimalisir risiko infeksi, yang secara tidak langsung dapat mendukung kesehatan reproduksi.
  • Manfaat lain khitan meliputi pengurangan risiko HIV, kanker prostat, gangguan pada penis seperti fimosis dan balanitis, serta infeksi saluran kemih.
  • Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan saran yang tepat mengenai khitan.
  • Exit mobile version