Bubur Samin Darussalam Solo: Tradisi 37 Tahun Rukun Warga

Setiap Ramadhan, Masjid Darussalam di Kota Solo, Jawa Tengah, menyajikan hidangan istimewa bagi warga sekitar: Bubur Samin khas Banjar, Kalimantan Selatan. Tradisi ini telah berlangsung sejak tahun 1986 dan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Solo.

Setiap hari selama bulan Ramadhan, Masjid Darussalam menyediakan 1.300 porsi bubur samin secara gratis. Pembagiannya dilakukan pada sore hari setelah shalat asar, menjadi menu berbuka puasa yang dinantikan.

Bubur Samin yang disajikan memiliki rasa yang khas dan lezat. Kepopulerannya telah menjadikan bubur samin ini sebagai ikon kuliner Ramadhan di Solo.

Untuk menjamin keberlangsungan tradisi ini, Pemerintah Kota Solo telah memberikan dukungan berupa suplai 1,5 ton beras setiap Ramadhan selama tiga tahun terakhir. Bantuan ini sangat berarti bagi pengelola masjid dalam hal penyediaan bahan baku.

Proses Memasak Bubur Samin yang Sarat Makna

Proses pembuatan bubur samin dimulai sejak pukul 11.30 WIB. Dapur dadakan didirikan di halaman masjid untuk memasak bubur dalam jumlah besar.

Tahap awal memasak bubur samin dimulai dengan membuat kaldu dari tetelan sapi dan daging. Setelah itu, sekitar 45-50 kilogram beras dimasak setelah shalat Zuhur.

Proses memasak membutuhkan waktu 2-3 jam. Setelah matang, bubur samin siap dibagikan kepada masyarakat setelah shalat asar. Sebanyak 1.100 porsi untuk umum dan 200 porsi khusus untuk warga sekitar.

Pembagian bubur samin dilakukan tanpa sistem kupon. Siapapun yang datang lebih awal berkesempatan untuk menikmati hidangan ini. Hal ini mencerminkan semangat berbagi dan kebersamaan yang kental.

Bubur Samin: Potensi Wisata Religi Ramadhan di Kota Solo

Wali Kota Solo, Respati Ardi, melihat potensi besar tradisi ini sebagai destinasi wisata religi Ramadhan. Hal ini didasari atas animo masyarakat dan cita rasa khas bubur samin.

Rencana pengembangan wisata religi ini muncul setelah melihat kesuksesan pembagian bubur samin pada awal Maret 2025. Pemkot Solo berencana meningkatkan kapasitas produksi dan promosi agar tradisi ini semakin dikenal.

Dengan promosi yang lebih gencar, diharapkan tradisi bubur samin ini dapat menarik wisatawan domestik maupun mancanegara selama Ramadhan. Hal ini juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Lebih dari sekadar hidangan berbuka puasa, bubur samin Masjid Darussalam diharapkan dapat menjadi ikon budaya Solo yang kaya akan nilai spiritual dan kuliner. Dukungan dari berbagai pihak sangat penting untuk melestarikan tradisi ini.

Tradisi ini tidak hanya menawarkan cita rasa unik bubur samin, tetapi juga menjadi wadah mempererat silaturahmi antar warga dan mempromosikan kearifan lokal Solo. Dengan adanya dukungan pemerintah dan masyarakat, tradisi ini akan terus lestari dan menjadi kebanggaan Kota Solo.

Sebagai tambahan informasi, dapat dicari tahu lebih dalam mengenai sejarah Bubur Samin di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, serta variasi resep dan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatannya. Informasi tersebut dapat memperkaya artikel dan memberikan wawasan yang lebih komprehensif kepada pembaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *