Batasi Manis Saat Buka Puasa: Strategi Jitu Cegah Obesitas

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan masyarakat untuk lebih bijak mengonsumsi makanan dan minuman manis saat berbuka puasa. Konsumsi takjil tinggi gula berpotensi meningkatkan risiko obesitas dan berbagai penyakit tidak menular lainnya jika tidak dikendalikan.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan bahwa budaya mengonsumsi makanan manis berlebih saat berbuka puasa perlu diwaspadai. Banyak orang tidak menyadari kandungan gula tinggi dalam minuman yang dipesan di luar rumah, atau langsung mengonsumsi makanan manis dalam porsi besar setelah berpuasa sebagai bentuk “pelampiasan” rasa lapar.

Takjil populer seperti es buah dan kolak, meskipun menyegarkan, seringkali mengandung gula dalam jumlah signifikan. Nadia menekankan pentingnya memilih camilan manis secara bijak. Sebagai contoh, kurma, yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW, merupakan pilihan manis yang relatif sehat.

Pentingnya Mengatur Asupan Gula, Garam, dan Lemak

Selain gula, Kemenkes juga menyoroti konsumsi garam berlebih, terutama pada makanan rumahan yang dimasak dalam jumlah besar. Masakan dalam jumlah banyak cenderung memiliki kadar garam yang lebih tinggi daripada porsi kecil.

Oleh karena itu, pengaturan asupan gula, garam, dan lemak sangat penting. Kemenkes menganjurkan batasan konsumsi harian: empat sendok makan gula, satu sendok teh garam, dan lima sendok makan minyak. Meskipun berpuasa, kebutuhan kalori harian tetap harus dijaga, hindari mengonsumsi makanan berlebih.

Konsumsi air putih juga tak kalah penting. Minimal delapan gelas atau dua liter air putih per hari perlu dipenuhi, bahkan saat berpuasa. Banyak orang hanya mengonsumsi sedikit air saat berpuasa, padahal kebutuhan cairan harus tetap terpenuhi setelah berbuka.

Edukasi dan Regulasi untuk Pola Makan Sehat

Kemenkes secara aktif mengkampanyekan batasan konsumsi gula, garam, dan lemak melalui berbagai program kesehatan. Upaya edukasi ini penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola makan sehat.

Selain itu, regulasi terkait pencantuman informasi kandungan gizi pada makanan olahan dan siap saji terus diperkuat. Transparansi informasi ini diharapkan dapat membantu masyarakat membuat pilihan makanan yang lebih sehat dan bijak.

Tips Memilih Takjil Sehat

Untuk membantu masyarakat memilih takjil yang lebih sehat, berikut beberapa tips yang bisa dipertimbangkan:

  • Pilih takjil yang mengandung serat tinggi, seperti kolak pisang dengan sedikit gula atau bubur sumsum dengan tambahan kacang hijau.
  • Kurangi konsumsi minuman manis dan soda. Pilih air putih, teh tanpa gula, atau jus buah tanpa tambahan gula.
  • Perhatikan ukuran porsi. Jangan berlebihan dalam mengonsumsi takjil, meskipun rasanya enak.
  • Pilih takjil yang dibuat dengan bahan-bahan segar dan berkualitas.
  • Jika membeli takjil dari luar, pilih tempat yang bersih dan terpercaya.
  • Dengan menerapkan pola makan yang seimbang dan bijak, kita dapat menikmati momen berbuka puasa tanpa mengorbankan kesehatan. Konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter untuk mendapatkan panduan lebih lanjut mengenai pola makan sehat sesuai kebutuhan individu.

    Penting untuk diingat bahwa kesehatan bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab bersama. Dukungan dari keluarga, teman, dan lingkungan sekitar sangat penting dalam menciptakan budaya hidup sehat.

    Exit mobile version