Film fiksi ilmiah terbaru Netflix, The Electric State, telah mencuri perhatian publik sejak dirilis pada 14 Maret 2025. Kehebohan ini terutama disebabkan oleh kabar mengenai anggaran produksinya yang memecahkan rekor.
Dibintangi oleh Chris Pratt (MCU dan Jurassic World) dan Millie Bobby Brown (Stranger Things), film ini berlatar tahun 1990-an dalam realitas alternatif yang dipenuhi robot. Suasana retro-futuristik ini memberikan daya tarik tersendiri bagi penonton.
Sutradara di balik kesuksesan Avengers: Endgame, Anthony dan Joe Russo, kembali menunjukkan kemampuan mereka dalam menggarap proyek berskala besar. Pengalaman mereka dalam menangani film beranggaran fantastis terlihat jelas dalam The Electric State.
Yang membedakan The Electric State dari proyek-proyek Russo bersaudara sebelumnya adalah statusnya sebagai film original Netflix, tanpa rilis di bioskop. Hal ini membuat film ini semakin menarik perhatian karena skala produksinya yang luar biasa.
Anggaran Fantastis The Electric State: Memecahkan Rekor Netflix
Laporan yang beredar menyebutkan bahwa The Electric State memiliki anggaran produksi sebesar 320 juta dolar AS atau sekitar Rp 5,2 triliun. Angka ini belum dikonfirmasi secara resmi oleh Netflix, namun telah tersebar luas di berbagai media.
Kabar ini pertama kali muncul dari Puck News pada tahun 2024 dan kemudian diangkat oleh banyak sumber media lain. Besarnya anggaran ini secara signifikan melampaui biaya produksi film-film Netflix sebelumnya.
Sebagai perbandingan, film-film Netflix dengan anggaran besar sebelumnya seperti Red Notice dan The Gray Man, masing-masing menghabiskan sekitar 200 juta dolar AS. The Electric State kini telah melampaui rekor tersebut dengan signifikan.
Film-film lain seperti 6 Underground, The Irishman, dan Outlaw King juga memiliki anggaran besar, melebihi 100 juta dolar AS, namun masih jauh di bawah angka yang diraih The Electric State.
Mengapa Anggaran The Electric State Sangat Tinggi?
Anggaran The Electric State yang fantastis, bahkan menyamai beberapa film waralaba besar seperti Star Wars, MCU, Avatar, dan Jurassic World, menimbulkan pertanyaan. Beberapa faktor mungkin berkontribusi pada hal ini.
Salah satu faktor yang paling menonjol adalah penggunaan efek visual yang canggih dan kompleks. Melimpahnya robot-robot dalam film tersebut kemungkinan besar membutuhkan teknologi dan proses produksi yang mahal.
Selain itu, gaji para aktor papan atas seperti Chris Pratt dan Millie Bobby Brown, serta biaya produksi yang meliputi desain set, kostum, dan efek khusus lainnya, juga pasti berkontribusi besar pada biaya keseluruhan.
Terlepas dari kontroversi mengenai anggaran produksinya, The Electric State tetap menjadi film yang dinantikan banyak orang, terutama bagi penggemar fiksi ilmiah dan karya-karya Russo bersaudara. Film ini menunjukkan bagaimana Netflix berani berinvestasi besar-besaran dalam produksi orisinalnya.
Kesuksesan The Electric State akan menjadi tolok ukur bagi proyek-proyek Netflix selanjutnya. Apakah film ini akan mampu menghasilkan pendapatan yang sepadan dengan anggaran produksinya yang fantastis? Hanya waktu yang akan menjawab pertanyaan tersebut.