Pengamanan Kendaraan di Puncak Bogor: Rekan Anggota Patwal Terlibat

Polisi tengah menyelidiki insiden viral di Puncak, Bogor, yang melibatkan seorang anggota Patwal (Pengawalan Patroli) bernama Aipda H. Aipda H terlihat bersinggungan dengan pengendara motor hingga terjatuh. Kejadian ini menimbulkan kontroversi dan menjadi sorotan publik.

Kendaraan yang dikawal Aipda H adalah sebuah Toyota Alphard putih. Yang mengejutkan, mobil tersebut dikendarai oleh rekan Aipda H sendiri. Kasat Lantas Polres Bogor, AKP R. Rizky Guntama Ganda Permana, menjelaskan bahwa awalnya pertemuan tersebut berupa silaturahmi, namun karena bertemu di bawah, maka sekalian dikawal ke atas.

Kronologi dan Penjelasan Pihak Kepolisian

“Untuk saat itu pengawalan adalah rekan yang bersangkutan, yang bersangkutan sudah lama kenal. Awalnya mau silaturahmi, tetapi karena ketemu dari bawah, sekalian diboyong ke atas, dikawal,” ungkap Kasat Lantas Polres Bogor AKP R. RIzky Guntama Ganda Permana kepada awak media.

Meskipun demikian, polisi tetap menyelidiki identitas penumpang di dalam Alphard tersebut. Penyelidikan ini penting untuk memastikan kepatuhan terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) pengawalan. Menurut AKP Rizky, pengawalan hanya diperbolehkan jika bersifat urgensi.

“Urgensi baik ambulans, pemadam kebakaran ataupun ada kendaraan sipil yang memerlukan bantuan khusus, mungkin membawa orang sakit ataupun ada keperluan khusus, dan juga sesuai undang-undang pejabat yang bisa dikawal,” jelas Rizky.

SOP Pengawalan dan Sanksi Pelanggaran

Polisi menegaskan bahwa pengawalan tidak boleh memungut biaya. Evaluasi rutin dilakukan untuk memastikan kepatuhan terhadap rambu-rambu pengawalan. AKP Rizky menekankan bahwa setiap pelanggaran akan ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku.

“Selalu saya laksanakan evaluasi setiap saya mengambil arahan. Selalu saya ingatkan, tetapi memang akan selalu dievaluasi setelah melaksanakan tugas, apakah prosedurnya sudah sesuai atau tidak. Saya sudah memberi arahan. Bilamana terulang, saya secara tegas akan menindak sesuai dengan prosedur perundang-undangan. Kalau saya menyatakan untuk pengawalan tidak ada biaya. Apalagi masyarakat yang urgensi. Jadi kita lihat urgensinya, kepentingannya. Bilamana kendaraan pribadi di dalamnya ada orang sakit, hamil, dan lain sebagainya, bisa kita laksanankan pelayanan pengawalan,” jelasnya.

Reaksi Publik dan Dampak Insiden

Insiden ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat. Banyak yang mempertanyakan kesesuaian tindakan Aipda H dengan SOP pengawalan kepolisian. Kejadian ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang potensi penyalahgunaan wewenang dalam pengawalan kendaraan. Kejadian ini menjadi sorotan karena berpotensi menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat kepada aparat.

Polisi perlu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses penyelidikan. Hal ini penting untuk memulihkan kepercayaan publik dan memastikan kejadian serupa tidak terulang lagi. Ketegasan dalam menindak pelanggaran SOP juga sangat diperlukan agar pengawalan kendaraan dapat dilakukan secara profesional dan sesuai aturan.

Kasat Lantas Polres Bogor, AKP R. RIzky Guntama Ganda Permana, telah menyampaikan permintaan maaf atas kejadian ini dan memastikan akan ada evaluasi menyeluruh terkait prosedur pengawalan. Penjelasan yang diberikan oleh pihak kepolisian diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas kepada masyarakat.

Gambar yang beredar di media sosial memperlihatkan insiden tersebut. Tampak pengendara motor jatuh setelah bersinggungan dengan kendaraan yang dikawal. Gambar tersebut semakin memperkuat reaksi publik dan desakan agar kasus ini ditangani secara tuntas dan transparan.

Kesimpulannya, kasus ini menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap prosedur pengawalan dan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran. Transparansi dalam penyelidikan dan tindakan yang tepat dari pihak kepolisian sangat penting untuk mengembalikan kepercayaan publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *