45 Napi Kabur Lapas Kutacane Kembali, Tujuh Masih Buron

Sebanyak 45 dari 52 narapidana yang kabur dari Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II Kutacane, Aceh, telah kembali ke jeruji besi. Mereka diantar oleh keluarga masing-masing. Kejadian ini menyita perhatian publik dan menimbulkan berbagai pertanyaan mengenai keamanan lapas.

Kabag Humas dan Protokol Ditjenpas Kemenkumham, Rika Aprianti, menyatakan bahwa hingga hari Sabtu, 15 Maret 2025, 45 warga binaan telah dikembalikan ke Lapas Kutacane oleh keluarga mereka. Pihaknya masih berupaya melacak tujuh narapidana yang masih buron.

Rika Aprianti menyampaikan apresiasi kepada Bupati Aceh Tenggara, tokoh masyarakat, dan berbagai pihak yang telah membantu proses pengembalian narapidana yang kabur. Kerja sama tersebut sangat penting dalam mengamankan situasi dan mengembalikan ketertiban di lingkungan lapas.

Motif Kaburnya Narapidana Masih Diselidiki

Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) RI, Agus Andrianto, mengungkapkan bahwa pihaknya masih menyelidiki motif di balik kaburnya 50 narapidana dari Lapas Kutacane. Dugaan awal mengarah pada masalah jatah makan, namun hal ini masih perlu penyelidikan lebih lanjut.

Agus Andrianto menjelaskan adanya perbedaan besaran jatah makan bagi narapidana, yaitu Rp18.000, Rp20.000, dan Rp22.000 per hari. “Karena yang sementara berkembang kan karena makan nih, minta jatah makannya,” ujar Agus Andrianto. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan pengecekan untuk memastikan motif sebenarnya.

Menteri Agus Andrianto juga memastikan bahwa kaburnya narapidana bukan karena adanya efisiensi anggaran. Ia menekankan bahwa anggaran untuk makanan narapidana tetap diprioritaskan dan tidak akan dikurangi.

Minimnya Jumlah Penjaga Lapas Menjadi Sorotan

Jumlah petugas penjaga di Lapas Kutacane menjadi sorotan, mengingat hanya ada enam orang petugas yang bertugas mengamankan puluhan narapidana. Kondisi ini memperkuat dugaan adanya kelemahan dalam sistem keamanan lapas yang memungkinkan terjadinya pelarian massal.

Kejadian ini menjadi momentum untuk mengevaluasi sistem keamanan di Lapas Kutacane dan lapas-lapas lain di Indonesia. Peningkatan jumlah petugas, pelatihan keamanan yang lebih intensif, dan evaluasi standar operasional prosedur (SOP) keamanan menjadi hal penting yang harus diperhatikan.

Peristiwa kaburnya narapidana ini juga menyoroti pentingnya peran keluarga dalam proses pembinaan narapidana. Banyak keluarga yang berperan aktif dalam membujuk anggota keluarganya agar kembali ke lapas, menunjukkan adanya potensi kolaborasi yang positif antara pihak lapas dan keluarga narapidana.

Viral Video Detik-detik Pelarian Narapidana

Beredarnya video yang memperlihatkan detik-detik puluhan tahanan kabur menjelang buka puasa semakin memperkuat sorotan publik terhadap peristiwa ini. Video tersebut menunjukkan kurangnya kewaspadaan dan ketegasan petugas dalam mengantisipasi upaya pelarian.

Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pihak terkait. Pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia petugas lapas, perbaikan infrastruktur keamanan, dan penerapan sistem pengawasan yang lebih ketat menjadi hal yang krusial untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.

Meskipun sebagian besar narapidana telah kembali, tujuh narapidana masih buron. Proses pencarian masih terus dilakukan dan diharapkan dapat segera membuahkan hasil. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya keamanan dan pembinaan di lingkungan lembaga pemasyarakatan.

Kesimpulan: Kejadian kaburnya narapidana dari Lapas Kutacane merupakan peristiwa serius yang membutuhkan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan lapas, pelatihan petugas, dan peran serta masyarakat dalam pembinaan narapidana. Perlu adanya peningkatan kewaspadaan dan penguatan sistem keamanan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *