Trump Garap Boeing: F-47, Jet Tempur Generasi Berikutnya AS

Presiden Donald Trump mengumumkan kontrak pengembangan jet tempur generasi berikutnya kepada Boeing Co. Pengumuman ini disampaikan di Ruang Oval, Gedung Putih, pada Jumat, 21 Maret 2025, sebagai upaya mempertahankan dominasi udara Amerika Serikat di tengah meningkatnya kekuatan militer China.

Program ini, yang dikenal sebagai platform Dominasi Udara Generasi Berikutnya, masih menyimpan beberapa detail yang belum terungkap sepenuhnya. Namun, pengumuman ini mengirimkan pesan kuat kepada sekutu AS tentang komitmen Amerika Serikat terhadap keamanan global.

1. Pesan Ketegasan AS kepada Sekutu dan Musuh

Menteri Pertahanan Pete Hegseth menekankan bahwa kontrak ini merupakan pesan jelas bagi sekutu bahwa AS tidak akan meninggalkan mereka. Secara bersamaan, ini juga menjadi peringatan bagi musuh-musuh AS tentang kemampuan militer Amerika yang akan terus diproyeksikan secara global.

Fokus utama dari proyek ini adalah untuk memastikan AS tetap unggul dalam teknologi pertahanan udara, mencegah potensi ancaman dari negara-negara rival seperti China.

2. Boeing Mengembangkan F-47: Jet Tempur Tercanggih

Boeing berhasil memenangkan kontrak untuk mengembangkan F-47, jet tempur generasi keenam Angkatan Udara AS. Nama F-47 diduga merujuk pada Trump sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat.

“F-47 akan menjadi pesawat paling canggih, paling berkemampuan, dan paling mematikan yang pernah dibuat,” ujar Trump. Ia menambahkan bahwa versi eksperimental pesawat tersebut telah diuji selama hampir lima tahun dan terbukti unggul dibanding teknologi negara lain.

Trump menjelaskan bahwa F-47 akan memiliki kemampuan superior dalam kecepatan, manuver, dan muatan senjata, diperkuat dengan teknologi siluman canggih. Produksi massal dijadwalkan selama masa jabatan keduanya.

3. Potensi Ekspor F-47 ke Sekutu Tertentu

Trump menyatakan AS terbuka untuk menjual versi modifikasi F-47 kepada sekutu tertentu. Namun, ia juga menambahkan pernyataan yang cukup provokatif:

“Kami ingin mengurangi pengaruh mereka sekitar 10 persen, yang mungkin masuk akal, karena suatu hari nanti, mungkin mereka bukan sekutu kami, bukan?”

Pernyataan ini mengindikasikan bahwa penjualan F-47 akan menjadi alat diplomasi dan strategi keamanan, yang dapat disesuaikan berdasarkan hubungan politik dan militer AS dengan negara-negara tersebut.

Sementara AS mengembangkan F-47, China dilaporkan juga tengah mengembangkan jet tempur generasi berikutnya, J-36, yang menambah persaingan ketat dalam pengembangan teknologi pertahanan udara.

Proyek F-47 menandai langkah signifikan dalam upaya AS mempertahankan keunggulan teknologi militernya, sekaligus menjadi simbol dari komitmen AS terhadap sekutunya dan peringatan bagi potensinya ancaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *