Hasan Nasbi Bantah Tuduhan Teror Tempo: Penjelasan Soal “Masak Saja”

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, kembali menjadi sorotan publik setelah menanggapi kasus teror kiriman kepala babi ke Kantor Tempo dengan pernyataan kontroversial. Pernyataan tersebut telah menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk koalisi sipil.

Insiden ini bermula dari pengiriman kepala babi ke Kantor Tempo, yang ditujukan kepada jurnalis Fransisca Christy Rosana. Peristiwa ini dinilai sebagai bentuk teror dan intimidasi terhadap kebebasan pers.

1. Klarifikasi Hasan Nasbi: Meniru Respons Santai Jurnalis Tempo

Hasan Nasbi mengklarifikasi pernyataannya yang menyarankan agar kepala babi tersebut dimasak. Ia berdalih bahwa responsnya terinspirasi dari tanggapan santai Fransisca di media sosial yang berupaya mengecilkan aksi peneror.

“Justru, ya, respon yang benar itu menurut saya adalah respon seperti yang disampaikan oleh si Francisca itu di cuitan X-nya dia. Justru, respon yang benar itu adalah respon seperti si Francisca itu dengan mengecilkan si peneror,” ujarnya.

Ia melanjutkan, “Jadi kalau dia mengecilkan seperti itu artinya KPI si peneror nggak kesampaian. Bisa stres tuh si peneror kalau direspon dengan cara seperti itu. Nah, KPI nggak kesampaian kan? Saya itu kemarin hanya menyempurnakan responnya si Fransisca itu aja.”

2. Bantahan Terhadap Tuduhan Pelecehan

Hasan Nasbi membantah tuduhan bahwa pernyataannya merupakan bentuk pelecehan terhadap kerja jurnalistik dan kebebasan pers.

Ia berargumen, “Ya kalau sudah dikecilkan kayak gitu kan sekalian aja dikecilkan si penerornya dengan cara dimasak kan? Dan si Cica (Fransica) itu makan babi kan? Jadi bukan pelecehan itu. Coba kamu lihat deh X-nya (Twitter) si Cica, menurut saya itu respon yang benar kayak gitu. Jadi kan saya meneruskan itu, kan itu saya sampaikan kemarin,”

Penjelasan ini tetap menuai kontroversi karena dianggap tidak sensitif terhadap situasi dan tidak memahami esensi dari teror yang diterima oleh Tempo.

3. Seruan untuk Tidak Membesar-besarkan Ketakutan

Hasan Nasbi juga menyerukan agar masyarakat tidak membesar-besarkan rasa takut yang menjadi tujuan utama para pelaku teror.

Ia menekankan, “Jadi jangan sampai kita justru ikut membesar-besarkan ketakutan, karena itu targetnya si peneror. Kita harus mengecilkan dia. Menurut saya cara yang paling tepat untuk mengecilkan peneror itu ya dimasak aja lah kirimannya dia kan. Dimasak terus dimakan kan gitu,”

Pernyataan ini kembali memicu kritik karena dianggap minim empati dan mengabaikan dampak serius dari tindakan teror terhadap kebebasan pers dan keamanan jurnalis.

Kasus ini menyoroti pentingnya tanggung jawab dalam memberikan pernyataan publik, terutama dari pejabat pemerintahan. Respons yang dianggap tidak sensitif dapat memicu kontroversi dan melukai perasaan banyak pihak. Penting bagi pejabat publik untuk memahami konteks dan dampak dari perkataan mereka sebelum menyampaikannya ke publik.

Exit mobile version