Banjir Johor Bahru: Sepuluh Ribu Warga Terpaksa Dievakuasi

Banjir parah melanda Johor Bahru, Malaysia sejak Jumat (21/3/2025), mengakibatkan 10.763 orang dievakuasi dan kemacetan parah. Komite Manajemen Bencana Johor melaporkan bahwa 3.018 keluarga telah ditempatkan di pusat-pusat bantuan sementara. Situasi ini sangat memprihatinkan dan membutuhkan penanganan segera.

Jumlah korban terbanyak terpusat di Johor Bahru, diikuti Kluang (2.163 orang), Kota Tinggi (1.762 orang), Pontian (1.395 orang), dan Kulai (1.152 orang). Angka-angka ini menunjukkan skala bencana yang cukup besar dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat.

1. Hujan Deras dan Peringatan Cuaca

Hujan deras dan terus-menerus menjadi penyebab utama banjir ini. Departemen Meteorologi Malaysia telah mengeluarkan peringatan hujan tingkat parah untuk beberapa wilayah di Johor, termasuk Kluang, Mersing, Pontian, Kulai, Kota Tinggi, dan Johor Bahru. Peringatan hujan tingkat waspada juga dikeluarkan untuk wilayah lain seperti Tangkak, Segamat, Muar, Batu Pahat, Pahang, dan Sabah.

Intensitas hujan yang tinggi telah melampaui kapasitas drainase, mengakibatkan genangan air yang meluas dan merendam permukiman penduduk. Kondisi ini diperparah oleh sistem drainase yang mungkin kurang memadai di beberapa daerah.

2. Imbauan Kepada Warga dan Upaya Pemerintah

Kepala Menteri Johor, Onn Hafiz Ghazi, mengimbau warga di daerah rawan banjir untuk tetap waspada dan mematuhi arahan pihak berwenang. Pemerintah negara bagian sedang berupaya keras untuk mengatasi situasi darurat ini. “Kami telah dan akan terus mengerahkan segala upaya untuk mengoordinasikan bantuan, memastikan pasokan makanan yang cukup, dan menyediakan kebutuhan dasar untuk menjaga kesejahteraan para korban,” kata Onn Hafiz.

Departemen Irigasi dan Drainase telah diperintahkan untuk mempercepat proyek mitigasi banjir guna meminimalisir risiko banjir berulang di masa mendatang. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengatasi masalah banjir secara struktural.

3. Imbauan Penundaan Perjalanan ke Johor

Wisatawan diimbau untuk menunda perjalanan ke Johor Bahru karena hujan deras dan banjir yang mengakibatkan kemacetan parah di perlintasan Singapura-Malaysia. Otoritas Imigrasi dan Pos Pemeriksaan (ICA) Singapura melaporkan penumpukan kendaraan yang signifikan.

Waktu tunggu di imigrasi diperkirakan lebih dari dua jam. ICA menyarankan penundaan perjalanan yang tidak penting dan meminta pengendara untuk tidak menyerobot antrean, mengingat jarak pandang yang terbatas akibat hujan dan tingginya angka kecelakaan lalu lintas.

Selain itu, penting untuk menyediakan bantuan logistik dan medis bagi para korban banjir. Koordinasi yang baik antara pemerintah, lembaga bantuan, dan relawan sangat krusial untuk memastikan efektivitas penyaluran bantuan.

Kejadian banjir ini menjadi pengingat pentingnya investasi dalam infrastruktur pengelolaan air dan sistem peringatan dini yang efektif. Peningkatan kapasitas drainase dan pembangunan tanggul penahan banjir dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi dampak banjir di masa depan.

Perlu juga adanya evaluasi menyeluruh terhadap tata ruang wilayah dan pengelolaan lingkungan untuk mencegah terjadinya banjir di masa mendatang. Kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat diperlukan untuk mencapai tujuan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *