Sepanjang tahun 2024, Tim Cek Fakta Kompas.com telah berhasil membongkar 1.554 narasi misinformasi dan disinformasi. Temuan ini disajikan dalam bentuk artikel debunking yang bertujuan untuk melawan penyebaran berita bohong.
Tahun 2024 merupakan tahun politik di Indonesia, ditandai dengan dua peristiwa besar: Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif pada Februari, serta Pemilihan Kepala Daerah pada November. Hal ini secara alami meningkatkan potensi penyebaran berita hoaks.
Menariknya, hasil investigasi Tim Cek Fakta Kompas.com menunjukkan bahwa isu mancanegara justru mendominasi narasi hoaks yang ditemukan. Sebanyak 20,9 persen atau 325 narasi hoaks berasal dari isu internasional.
Dominasi isu mancanegara ini dapat dijelaskan oleh beberapa peristiwa global yang menarik perhatian publik Indonesia. Peristiwa-peristiwa tersebut memicu munculnya beragam narasi, sebagian besar di antaranya merupakan informasi yang tidak akurat atau sengaja disebarluaskan untuk tujuan tertentu.
Peristiwa Mancanegara yang Menjadi Sumber Hoaks
Beberapa contoh peristiwa mancanegara yang menjadi sumber hoaks di tahun 2024 antara lain genosida di Gaza, Palestina; konflik Iran-Israel yang diwarnai serangan rudal; serta perang Rusia-Ukraina yang masih berlangsung hingga saat ini. Peristiwa-peristiwa ini memiliki kompleksitas tinggi sehingga rentan dimanfaatkan untuk menyebarkan misinformasi.
Ketiga peristiwa tersebut memiliki liputan media yang luas, baik di media mainstream maupun media sosial. Hal ini memberikan kesempatan bagi pihak-pihak tertentu untuk menyebarkan informasi yang menyesatkan dan memanipulatif kepada khalayak ramai.
Penyebaran hoaks terkait peristiwa internasional seringkali bertujuan untuk mempengaruhi opini publik, menciptakan polarisasi, atau bahkan menguntungkan pihak-pihak tertentu yang terlibat dalam konflik atau perselisihan tersebut.
Isu Domestik dan Jenis Hoaks Lainnya
Meskipun isu mancanegara mendominasi, isu politik domestik juga menyumbang jumlah yang signifikan, yaitu 19,6 persen (305 narasi hoaks). Ini menunjukkan bahwa tahun politik tetap menjadi lahan subur bagi penyebaran berita bohong yang menyasar kepentingan politik tertentu.
Selain isu politik dan mancanegara, Tim Cek Fakta Kompas.com juga mencatat adanya hoaks yang berkaitan dengan indikasi phishing (13,6 persen), olahraga (8,9 persen), dan kabar domestik lainnya (10,2 persen). Beragamnya tema ini menunjukkan luasnya jangkauan dan kreativitas penyebar hoaks.
Jenis-jenis hoaks ini beragam, mulai dari manipulasi gambar dan video hingga penyebaran informasi palsu yang dikemas secara meyakinkan. Penting untuk meningkatkan kewaspadaan dan literasi digital guna mencegah penyebaran hoaks.
Kesimpulan dan Saran
Penelitian Tim Cek Fakta Kompas.com menunjukkan bahwa perlu adanya peningkatan kewaspadaan dan literasi media di kalangan masyarakat. Kemampuan untuk mengidentifikasi dan memverifikasi informasi sangat krusial dalam menghadapi maraknya disinformasi dan misinformasi.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi pemerintah, media, dan masyarakat dalam upaya melawan penyebaran berita bohong. Kerja sama dan kolaborasi antar berbagai pihak sangat penting dalam menciptakan lingkungan informasi yang lebih sehat dan bertanggung jawab.
Kesimpulannya, perlu upaya yang lebih terintegrasi untuk melawan hoaks. Peningkatan literasi digital, kerja sama antar lembaga, dan penegakan hukum yang tegas sangat dibutuhkan untuk melindungi masyarakat dari dampak negatif penyebaran informasi palsu.