Merdu lantunan ayat suci Al-Qur’an Braille karya penyandang disabilitas Malang

Merdu alunan ayat suci Al-Quran menggema di Masjid AN Nur, UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra Malang, Jawa Timur. Suara-suara tersebut berasal dari para penyandang tunanetra yang tengah berpartisipasi dalam sebuah lomba hafalan dan bacaan Al-Quran menggunakan metode Braille. Lomba yang berlangsung hingga Selasa (18/3/2025) ini diikuti oleh 105 peserta dari berbagai daerah di Jawa Timur, sebuah pemandangan mengharukan di bulan Ramadhan.

Lomba ini terbagi ke dalam 13 kelompok, meliputi kategori Murottal Hafalan Juz Amma, serta Tartil Sensorik Al-Quran Braille tingkat dasar dan mahir. Hal ini menunjukkan tingkatan kemampuan peserta yang beragam, menunjukkan komitmen dan dedikasi mereka dalam mempelajari Al-Quran.

Takmir Masjid AN Nur, Muhammad Hafid, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan memotivasi para peserta untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran. Lebih dari sekadar perlombaan, ini adalah upaya untuk memberikan semangat dan mendorong mereka untuk lebih dekat dengan Al-Quran.

Metode membaca Al-Quran Braille yang dipertahankan di tengah perkembangan metode hafalan digital patut diapresiasi. Metode ini menunjukkan komitmen untuk memberikan akses bagi penyandang tunanetra dalam mengkaji kitab suci, sekaligus melestarikan tradisi pembelajaran Al-Quran yang berharga.

Muhammad Hafid menambahkan bahwa latar belakang para peserta sangat beragam. Ada yang baru mengenal Al-Quran, beberapa telah mencapai Juz Amma, bahkan ada yang telah menguasai 30 juz. Keberagaman ini mencerminkan proses pembelajaran yang inklusif dan adaptif terhadap kemampuan individu.

Para peserta berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur, antara lain Banyuwangi, Pacitan, Sumenep, Tulungagung, Trenggalek, dan Ponorogo. Kehadiran mereka menunjukkan semangat belajar dan keinginan untuk berprestasi meskipun dengan keterbatasan fisik.

Proses Rehabilitasi Holistik

Para peserta tidak hanya mengikuti pelatihan membaca Al-Quran Braille. Mereka juga menjalani rehabilitasi holistik di UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra Malang. Rehabilitasi ini meliputi aspek spiritual, mental sosial, dan keterampilan lainnya. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan mereka agar mampu kembali berintegrasi ke masyarakat setelah menyelesaikan program rehabilitasi.

Proses pembelajaran membaca Al-Quran Braille dirancang secara bertahap. Peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kemampuan, mulai dari pemula, dasar, hingga mahir. Sistem ini memungkinkan pengajaran yang efektif dan personal.

Durasi waktu yang dibutuhkan untuk naik tingkat bervariasi, berkisar antara 1-3 bulan. Peserta yang telah mahir bahkan berperan sebagai tutor bagi peserta pemula, membentuk sistem pembelajaran yang saling mendukung.

Motivasi dan Prestasi

Selain lomba di Masjid AN Nur, para peserta juga didorong untuk berpartisipasi dalam lomba-lomba lain, seperti Pekan Tilawatil Quran (PTQ) yang diselenggarakan oleh LPP RRI. Partisipasi ini merupakan bukti komitmen mereka untuk terus berkembang dan menunjukkan kemampuan terbaik mereka.

Keberhasilan penyelenggaraan lomba ini tidak lepas dari peran penting berbagai pihak. Dukungan dari lembaga pemerintah, masyarakat, dan para relawan sangat berarti dalam memberikan kesempatan bagi para penyandang tunanetra untuk mengembangkan potensi dan menorehkan prestasi di bidang keagamaan.

Inisiatif ini patut menjadi contoh dan inspirasi bagi daerah lain untuk memberikan perhatian lebih kepada penyandang disabilitas, memberikan akses yang setara dalam pendidikan dan mengembangkan bakat mereka. Semoga kegiatan ini terus berlanjut dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.

Lebih dari sekadar lomba, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk mencapai prestasi dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semangat dan ketekunan para peserta menjadi inspirasi bagi kita semua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *