Klarifikasi Video Viral: Mahasiswa FISIP Unair Tak Ditangkap Karena Kritik Prabowo

Beredar sebuah video di media sosial yang mengklaim Presiden BEM FISIP Universitas Airlangga (Unair), Tuffahati Ullayyah, ditangkap karena menghina Presiden Prabowo Subianto. Video tersebut menampilkan seorang perempuan mengenakan rompi tahanan, disertai foto Tuffahati Ullayyah. Namun, klaim tersebut telah diverifikasi dan dinyatakan sebagai hoaks oleh Tim Cek Fakta Kompas.com.

Narasi yang beredar di berbagai akun media sosial, antara lain Facebook, menyatakan bahwa perempuan dalam video tersebut adalah Tuffahati Ullayyah yang ditangkap atas tuduhan penghinaan terhadap Prabowo Subianto. Narasi tersebut juga menyertakan komentar-komentar yang mengecam tindakan yang diklaim dilakukan oleh Tuffahati Ullayyah.

Setelah dilakukan penelusuran mendalam oleh Tim Cek Fakta Kompas.com, terungkap bahwa informasi tersebut tidak akurat. Video yang beredar sebenarnya menampilkan seorang perempuan berbeda yang ditangkap karena kasus korupsi. Identitas perempuan dalam video tersebut telah berhasil diidentifikasi.

Penelusuran Fakta

Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan Google Lens untuk melacak asal-usul video tersebut. Hasil penelusuran mengarah ke sebuah unggahan di kanal YouTube Liputan 6 yang menampilkan penangkapan seorang pegawai Puskesmas Kemusu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Penangkapan ini terjadi pada Januari 2025 terkait kasus korupsi.

Perempuan yang ditangkap dalam video tersebut terbukti bukan Tuffahati Ullayyah. Ia adalah seorang pegawai Puskesmas yang terlibat dalam kasus korupsi pengelolaan dana Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas Kemusu periode 2017-2022. Kasus ini mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp 1,9 miliar.

Berita penangkapan pegawai Puskesmas Kemusu tersebut telah diberitakan sebelumnya oleh Kompas.com, yang mencantumkan identitas dan peran kedua tersangka dalam kasus korupsi tersebut. Informasi ini membantah klaim bahwa video tersebut berkaitan dengan penangkapan Tuffahati Ullayyah.

Analisis Penyebaran Hoaks

Penyebaran hoaks ini menunjukkan betapa mudahnya informasi palsu tersebar luas di media sosial. Penggunaan gambar dan video yang menyesatkan, dipadukan dengan narasi yang provokatif, dapat memicu reaksi publik yang negatif dan merusak reputasi individu yang difitnah.

Kejadian ini menggarisbawahi pentingnya literasi digital dan verifikasi informasi sebelum menyebarkannya. Publik dihimbau untuk lebih kritis dan bijak dalam mengonsumsi informasi dari media sosial, dan selalu mengecek kebenarannya dari sumber terpercaya.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulannya, video yang mengklaim penangkapan Presiden BEM FISIP Unair karena menghina Prabowo Subianto adalah hoaks. Perempuan dalam video tersebut sama sekali bukan Tuffahati Ullayyah, melainkan seorang tersangka korupsi dari Boyolali. Penyebaran hoaks ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua untuk senantiasa memverifikasi informasi sebelum membagikannya kepada orang lain.

Sebagai masyarakat yang cerdas dan bijak, kita perlu aktif melawan penyebaran hoaks dengan selalu mengecek kebenaran informasi dari berbagai sumber terpercaya, dan menghindari menyebarkan informasi yang belum diverifikasi kebenarannya. Dengan begitu, kita dapat berkontribusi dalam menciptakan ruang digital yang sehat dan bertanggung jawab.

Penting untuk diingat bahwa penyebaran informasi palsu dapat berdampak serius, baik bagi individu yang difitnah maupun bagi stabilitas sosial. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama membangun kesadaran kolektif untuk memerangi penyebaran hoaks dan mempromosikan informasi yang akurat dan bertanggung jawab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *