Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi lonjakan signifikan arus kendaraan keluar Jakarta selama libur Lebaran 2025. Sebanyak 2.178.653 kendaraan diperkirakan meninggalkan Jakarta melalui gerbang tol utama, meningkat 1,1 persen dibandingkan Lebaran tahun lalu. Puncak arus mudik diprediksi terjadi pada 28 Maret 2025.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyampaikan prediksi ini dalam rapat persiapan angkutan Lebaran 2025 di Banten. Rinciannya, 568.222 kendaraan menuju arah barat (Pelabuhan Merak) melalui Gerbang Tol Cikupa, naik 1,5 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan 1.206.315 kendaraan akan melalui jalan tol Cikampek, meningkat 0,9 persen.
Dari total kendaraan yang melewati tol Cikampek, 793.163 unit akan melalui Gerbang Tol Cikampek Utama dan 412.972 unit melalui Gerbang Tol Kalihurip Utama. Sementara itu, 404.296 kendaraan diperkirakan melewati Gerbang Tol Ciawi. Pemerintah perlu mempersiapkan strategi antisipasi kemacetan di jalur-jalur tersebut.
Antisipasi Kemacetan Arus Mudik Lebaran 2025
Mengantisipasi potensi kemacetan yang signifikan, terutama pada puncak arus mudik dan balik, Kemenhub telah berkolaborasi dengan Korlantas Polri. Berbagai rekayasa lalu lintas disiapkan, termasuk penerapan contraflow dan one way di jalur-jalur yang rawan macet. Koordinasi dan kerjasama antar instansi terkait sangat krusial untuk keberhasilan strategi ini.
Selain itu, perlu dipertimbangkan peningkatan kapasitas jalan tol, optimalisasi sistem manajemen lalu lintas berbasis teknologi, dan penyediaan jalur alternatif untuk mengurangi kepadatan kendaraan. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai waktu keberangkatan dan jalur alternatif juga perlu ditingkatkan.
Arus Balik Lebaran 2025
Untuk arus balik, Kemenhub memprediksi sekitar 2,29 juta kendaraan akan masuk Jakarta, dengan puncaknya diperkirakan pada 6 April 2025. Prediksi ini menunjukkan perlunya antisipasi yang sama seriusnya untuk arus balik, termasuk persiapan rekayasa lalu lintas dan pengaturan lalu lintas di sekitar Jakarta.
Pemerintah perlu memastikan kesiapan infrastruktur pendukung, seperti rest area, tempat istirahat, dan posko kesehatan di sepanjang jalur mudik dan balik. Kesiapan fasilitas umum ini akan meningkatkan kenyamanan dan keamanan para pemudik selama perjalanan.
Persiapan Lain yang Perlu Diperhatikan
Selain rekayasa lalu lintas, kesiapan sarana dan prasarana transportasi umum juga penting. Kesiapan angkutan umum seperti kereta api dan bus perlu ditingkatkan untuk memberikan pilihan alternatif bagi masyarakat yang ingin mudik. Hal ini penting untuk mengurangi beban kendaraan pribadi di jalan raya.
Penting juga untuk memastikan kesiapan layanan kesehatan dan keamanan di sepanjang jalur mudik dan balik. Posko-posko kesehatan dan keamanan perlu disiapkan untuk mengantisipasi berbagai kejadian darurat selama perjalanan mudik. Kesiapan ini akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pemudik.
Keseluruhan strategi ini harus dikomunikasikan secara efektif kepada masyarakat. Sosialisasi yang tepat waktu dan terarah akan membantu masyarakat merencanakan perjalanan mudik dan balik dengan lebih baik, sehingga dapat mengurangi potensi kemacetan dan kecelakaan.
Lebih lanjut, pemerintah perlu mengevaluasi strategi-strategi lalu lintas tahun sebelumnya untuk mengidentifikasi kekurangan dan kelemahan yang perlu diperbaiki dalam menghadapi arus mudik dan balik Lebaran 2025. Evaluasi ini akan memastikan kesiapan yang lebih optimal di tahun mendatang.