Kisah pohon kurma yang menangis karena merindukan Rasulullah SAW merupakan salah satu kisah mengharukan dalam sejarah Islam. Kisah ini bukan sekadar cerita rakyat, melainkan mencerminkan keistimewaan Rasulullah SAW dan keajaiban yang menyertainya.
Dikisahkan, Rasulullah SAW biasa bersandar pada sebuah pohon kurma saat berkhutbah di Masjid Nabawi sebelum adanya mimbar. Pohon ini menjadi saksi bisu dakwah beliau dan tempat bersejarah bagi umat Islam.
Setelah dibangunnya mimbar, Rasulullah SAW menggunakannya untuk berkhutbah. Kejadian luar biasa pun terjadi. Pohon kurma tersebut tiba-tiba menangis, merintih seperti suara unta yang bunting atau tangisan anak kecil. Suaranya begitu pilu, bahkan debu dari dinding masjid ikut berguguran.
Kisah Pohon Kurma yang Menangis: Sebuah Mukjizat
Rasulullah SAW, yang menyadari hal tersebut, turun dari mimbar dan menghampiri pohon kurma itu. Beliau mengusapnya dengan lembut, layaknya menenangkan anak yang bersedih. Sikap beliau yang penuh kasih sayang menunjukkan betapa beliau menghargai bahkan benda mati yang telah berjasa dalam dakwahnya.
Kemudian, Rasulullah SAW memberikan pilihan kepada pohon kurma tersebut: tetap di tempat semula atau dipindahkan ke surga. Pohon tersebut pun memilih untuk berada di surga, menunjukkan betapa agungnya kedudukan Rasulullah SAW.
Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA menjelaskan peristiwa ini. Kejadian ini bukanlah khayalan, melainkan sebuah mukjizat yang menunjukkan kebenaran kenabian Rasulullah SAW. Kejadian ini menunjukkan kekuasaan Allah SWT yang dapat memberikan “rasa” dan “perasaan” kepada makhluk ciptaan-Nya, bahkan benda mati sekalipun.
Beberapa riwayat lain menyebutkan bahwa tangisan pohon kurma disebabkan karena kerinduan akan dzikir Rasulullah SAW yang biasa terdengar di sekitarnya. Pohon tersebut seolah merindukan kehadiran dan suara beliau. Ini menunjukkan betapa dekatnya hubungan antara Rasulullah SAW dan alam sekitarnya, bahkan alam pun seolah ikut merasakan kepergiannya.
Makna dan Pesan Moral Kisah Pohon Kurma
Kisah ini memiliki beberapa makna penting. Pertama, menunjukkan kebesaran Allah SWT yang dapat menggerakkan benda mati untuk menunjukkan kesedihan dan kerinduan. Kedua, menunjukkan keistimewaan Rasulullah SAW sebagai utusan Allah SWT yang memiliki mukjizat luar biasa.
Ketiga, kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya menghargai segala sesuatu, bahkan yang tampak sederhana. Pohon kurma tersebut, meskipun hanya sebuah pohon, telah berperan penting dalam sejarah Islam. Keempat, kisah ini mengajarkan kita untuk selalu mengingat dan merindukan Rasulullah SAW.
Setelah Masjid Nabawi direnovasi, batang pohon kurma itu disimpan oleh Ubay bin Ka’ab. Namun, akhirnya batang pohon tersebut rusak dimakan rayap. Walaupun fisiknya tidak ada lagi, kisah dan makna dari pohon kurma ini akan selalu hidup di hati umat Islam.
Kesimpulannya, kisah pohon kurma yang menangis bukanlah sekadar cerita biasa. Ia merupakan sebuah kisah yang penuh makna dan pelajaran berharga bagi kita semua sebagai umat Islam. Kisah ini menunjukkan kebesaran Allah SWT, keistimewaan Rasulullah SAW, dan pentingnya menghargai setiap ciptaan-Nya.
Semoga kisah ini dapat menginspirasi kita untuk selalu mengingat dan meneladani kehidupan Rasulullah SAW serta mengucapkan syukur atas segala nikmat yang telah Allah SWT berikan.