Marah merupakan reaksi emosional yang wajar dialami manusia. Namun, selama bulan puasa, mengendalikan amarah menjadi sangat penting. Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, melainkan juga melatih kesabaran dan pengendalian diri.
Menurut Gus Faiz, anggota Dewan Pengawas Syariah BTN, puasa identik dengan kesabaran. Puasa menjadi latihan efektif untuk mengendalikan hawa nafsu dan emosi. Kemampuan mengelola emosi merupakan pelajaran berharga yang dapat dipetik dari ibadah puasa ini.
Banyak faktor eksternal dapat memicu kemarahan. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa orang kuat adalah mereka yang mampu mengendalikan amarahnya, bukan yang mudah tersulut emosi. Mengontrol emosi berarti memiliki ketahanan mental yang kuat.
Tips Mengendalikan Amarah Saat Puasa
Untuk membantu umat muslim mengelola emosi selama berpuasa, Gus Faiz menyarankan beberapa langkah praktis. Ketiga langkah ini saling melengkapi dan dapat diterapkan secara bersamaan untuk hasil maksimal.
Berlatih Diam dan Muhasabah
Puasa mengajarkan kita arti penting diam. Mulut kita yang terbiasa mengunyah dan minum, kini beristirahat. Diam ini bukan hanya diam fisik, namun juga diam batin untuk introspeksi diri. Ambil waktu untuk bermuhasabah, merenungkan tindakan dan niat kita.
Beristighfar dan Zikir
Beristighfar (memohon ampun kepada Allah SWT) dan zikir (mengingat Allah SWT) merupakan cara efektif menenangkan hati dan pikiran. Dengan mengingat kebesaran Allah, kita dapat meredakan emosi negatif dan menemukan kedamaian batin. Amalkan zikir dan istighfar secara rutin.
Mengubah Aktivitas atau Posisi
Jika merasa emosi mulai memuncak, coba ubah aktivitas atau posisi. Jika sedang berdiri, duduklah. Jika sedang duduk, berbaringlah. Perubahan fisik ini dapat membantu meredakan ketegangan dan menenangkan pikiran.
Mandi Wudhu
Wudhu dianjurkan sebagai penenang hati dan penyejuk emosi. Sejuknya air wudhu diharapkan membawa ketenangan dan keberkahan. Rasulullah SAW menganjurkan wudhu sebagai sarana membersihkan diri, baik secara fisik maupun spiritual.
Pentingnya Kesabaran dalam Islam
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa puncak keimanan ditandai dengan kesabaran. Kesabaran memiliki nilai yang luar biasa di sisi Allah SWT. Surga dijanjikan bagi mereka yang mampu bersabar menghadapi cobaan.
Orang yang sabar mampu mengendalikan hawa nafsunya. Mereka mengganti amarah dengan istighfar dan harapan ampunan dari Allah SWT. Kesabaran adalah bukti keimanan yang sejati.
Sebagai penutup, mengendalikan emosi, khususnya amarah, merupakan kunci meraih keberkahan puasa. Dengan mengamalkan tips di atas, kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih khusyuk dan tenang. Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk mengendalikan diri dan memperoleh pahala yang berlimpah.