Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Marthinus Hukom, mengungkapkan keprihatinannya terhadap modus operandi baru para bandar narkoba yang memanfaatkan momen “Jumat Berkah” untuk membangun citra positif di masyarakat.
Dengan membagikan sembako dan melakukan kegiatan sosial, para bandar ini berupaya membangun basis dukungan dan mengaburkan kegiatan ilegal mereka. Strategi ini sangat mengkhawatirkan karena dapat menghambat upaya penegakan hukum dan merusak kepercayaan masyarakat.
Hukom, dalam kunjungannya ke Pangkalpinang, Bangka Belitung pada 8 Maret 2025, menyatakan rasa sedihnya melihat praktik ini. Ia menyebutnya sebagai tindakan yang sangat licik dan berbahaya. Para bandar narkoba membangun kekuatan di tingkat akar rumput, sehingga aparat keamanan kesulitan untuk masuk dan melakukan penindakan.
Ancaman Kartel Narkoba Gaya Amerika Latin
Modus operandi ini mengingatkan pada strategi yang digunakan oleh kartel narkoba di Amerika Latin. Mereka membangun jaringan kuat di masyarakat melalui kegiatan amal dan intimidasi, sehingga menciptakan zona aman untuk operasi mereka. Jika dibiarkan, pola serupa di Indonesia dapat mengancam keamanan nasional dan keselamatan masyarakat.
Keberadaan mereka di lingkungan masyarakat membuat aparat penegak hukum, seperti polisi, jaksa, BNN, dan TNI, kesulitan untuk beroperasi efektif. Dominasi kelompok kriminal ini dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan menciptakan rasa takut di tengah masyarakat.
Besarnya Transaksi dan Upaya Suap
Hukom juga menyoroti besarnya peredaran uang dalam bisnis narkoba di Indonesia, yang mencapai angka fantastis Rp524 triliun per tahun. Angka ini menunjukkan betapa mengakarnya permasalahan ini dan membutuhkan penanganan yang serius dan terintegrasi.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan praktik suap yang dilakukan para bandar narkoba untuk membeli dukungan dari aparat penegak hukum dan pejabat. Upaya ini bertujuan untuk mengamankan operasi mereka dan menghindari penindakan hukum. Hukom bahkan berbagi pengalaman pribadinya pada tahun 2011, saat ia hampir menerima suap saat ditunjuk sebagai Direktur Intelijen BNN.
Upaya Pencegahan dan Penindakan
Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan strategi yang komprehensif. Tidak hanya fokus pada penindakan, tetapi juga pencegahan dan edukasi masyarakat. Penting untuk meningkatkan pengawasan, memperkuat kerjasama antar lembaga penegak hukum, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya narkoba.
Selain itu, perlu ada upaya untuk membongkar dan menghancurkan jaringan pendukung para bandar narkoba, termasuk kelompok masyarakat yang secara tidak sadar mendukung aktivitas mereka. Sosialisasi dan edukasi yang efektif dapat membantu masyarakat mengenali dan menolak modus operandi terselubung yang dilakukan para bandar narkoba.
Penting juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah rawan narkoba agar tidak mudah tergoda oleh iming-iming materi dari para bandar. Dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kualitas hidup, masyarakat akan lebih tahan terhadap bujuk rayu dan praktik manipulatif para pelaku kejahatan tersebut.
Perlu adanya peningkatan koordinasi dan sinergi antar lembaga penegak hukum dan instansi terkait untuk menangani kasus narkoba secara efektif dan efisien. Dengan begitu, Indonesia dapat bersama-sama melawan ancaman narkoba dan menciptakan lingkungan yang aman dan sehat untuk generasi penerus bangsa.
Sumber: Antara
Editor: Fahreza Rizky