Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengumumkan penyesuaian pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama bulan Ramadhan. Penyesuaian ini mempertimbangkan jumlah penduduk yang berpuasa di setiap daerah.
Di daerah dengan mayoritas penduduk tidak berpuasa, program MBG akan berjalan seperti biasa. Namun, di daerah dengan mayoritas penduduk berpuasa, makanan MBG akan dibawa pulang oleh penerima manfaat. Hal ini bertujuan agar makanan tetap dapat dikonsumsi saat waktu berbuka puasa.
“Untuk tahap awal ini, mekanismenya di daerah yang mayoritas puasa, makanannya (MBG) dibawa untuk buka,” jelas Dadan dalam keterangannya di Jakarta, Senin (3/3/2025).
Pemerintah telah mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk program MBG, mencapai Rp 1-2 triliun per bulan. Anggaran ini memastikan ketersediaan makanan bergizi bagi seluruh penerima manfaat, baik yang berpuasa maupun tidak.
Untuk mengakomodasi kebutuhan penerima manfaat yang berpuasa, distribusi makanan MBG juga telah disesuaikan. Makanan yang disajikan akan terdiri dari menu yang tahan lama dan mudah dibawa pulang. Distribusi akan dilakukan pada waktu pulang sekolah, sehingga anak-anak dapat langsung membawa makanan ke rumah.
Inisiatif ini juga memperhatikan aspek lingkungan. Program MBG akan menerapkan sistem tukar kantong untuk mengurangi sampah plastik. Penerima manfaat akan membawa kembali kantong yang telah digunakan untuk ditukar dengan kantong berisi makanan pada hari berikutnya.
“Kantongnya besoknya dibawa lagi untuk ditukar dengan kantong yang isi. Sehingga tidak berserakan, tidak banyak sampah,” tambah Dadan.
BGN juga merekomendasikan penyelenggaraan buka puasa bersama bagi daerah dengan mayoritas penduduk berpuasa. Acara ini diharapkan dapat mempererat silaturahmi antara penerima manfaat dan pengelola program MBG.
“Di daerah-daerah yang mayoritas puasa, kami menyarankan satu kali minimal buka puasa bersama,” saran Dadan.
Program MBG merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat, khususnya anak-anak. Program ini diharapkan dapat membantu mengurangi angka malnutrisi dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia.
Selain penyesuaian selama Ramadhan, BGN juga berencana untuk melakukan evaluasi berkala terhadap program MBG. Evaluasi ini bertujuan untuk memastikan efektivitas program dan melakukan perbaikan jika diperlukan. Data dan feedback dari penerima manfaat akan menjadi acuan utama dalam evaluasi tersebut.
Dengan adanya penyesuaian ini, diharapkan program MBG dapat tetap berjalan efektif dan bermanfaat bagi masyarakat selama bulan Ramadhan. Langkah-langkah yang diambil oleh BGN menunjukkan komitmen pemerintah dalam memastikan ketersediaan makanan bergizi bagi seluruh lapisan masyarakat, tanpa terkecuali bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa.
Ke depannya, BGN juga akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan program MBG. Kerjasama dengan berbagai pihak, baik pemerintah daerah maupun lembaga swadaya masyarakat, akan terus ditingkatkan untuk memastikan keberhasilan program ini.