Hoaks Video Penangkapan: Fiksi Pembakaran Foto Prabowo-Gibran Terungkap

Sebuah video yang beredar di media sosial pada Maret 2025 mengklaim menampilkan penangkapan pelaku pembakaran foto Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Klaim ini telah diverifikasi oleh Tim Cek Fakta Kompas.com dan dinyatakan sebagai hoaks.

Video tersebut memperlihatkan polisi dengan tulisan “Resmob” di punggungnya mengeluarkan seorang pria berhoodie dari sebuah mobil. Narasi yang menyertai video tersebut menyatakan bahwa pria tersebut adalah dalang di balik pembakaran foto kedua pejabat tersebut dan telah buron selama enam hari. Namun, klaim ini terbukti salah.

Tim Cek Fakta Kompas.com melakukan penelusuran menggunakan reverse image search. Hasilnya menunjukkan bahwa video tersebut bukanlah kejadian penangkapan terkait kasus pembakaran foto. Video yang sama telah diunggah sebelumnya oleh kanal YouTube tvOneNews dengan judul “Debt Collector Bentak Polisi, Sempat Ancam Bunuh Sopir”.

Pria berhoodie dalam video tersebut diidentifikasi sebagai debt collector berinisial LW. Ia ditangkap di Saparua, Maluku pada tahun 2023, bukan pada Maret 2025 seperti yang diklaim dalam narasi hoaks. Penangkapannya terkait dengan kasus pengambilan paksa kendaraan milik selebgram Clara Shinta dan tindakannya yang menghina anggota polisi di sebuah apartemen di Jakarta Selatan.

Kronologi Penangkapan LW, Debt Collector yang Sebenarnya

Kasus LW sempat menjadi sorotan publik karena tindakan arogannya. Ia terlibat dalam aksi intimidasi dan kekerasan terhadap Clara Shinta. Setelah kejadian tersebut, LW melarikan diri dari Jakarta dan menjadi buronan polisi hingga akhirnya ditangkap di Maluku.

Penangkapan LW oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya di Saparua, Maluku, merupakan sebuah operasi terpisah dan tidak ada kaitannya dengan kasus pembakaran foto Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran. Informasi yang menghubungkan kedua peristiwa tersebut sepenuhnya tidak benar.

Analisis Penyebaran Hoaks

Penyebaran hoaks ini menunjukkan betapa mudahnya informasi palsu dapat tersebar luas di media sosial. Penggunaan video yang telah ada sebelumnya dan diedit dengan narasi palsu merupakan teknik yang umum digunakan untuk menciptakan berita bohong yang terlihat meyakinkan. Hal ini menekankan pentingnya literasi digital dan verifikasi informasi sebelum membagikannya kepada orang lain.

Dalam kasus ini, perbedaan tanggal penangkapan dan konteks kejadian yang sebenarnya dapat dengan mudah dideteksi melalui penelusuran sederhana. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua orang memiliki akses atau keahlian untuk melakukan verifikasi fakta secara mandiri. Oleh karena itu, peran media dan lembaga verifikasi fakta sangatlah krusial dalam melawan penyebaran informasi palsu.

Pentingnya Verifikasi Informasi

Sebelum mempercayai dan menyebarkan informasi yang didapat dari media sosial, selalu lakukan verifikasi terlebih dahulu. Periksa sumber informasi, cari tahu apakah informasi tersebut telah diverifikasi oleh lembaga yang terpercaya, dan bandingkan dengan informasi dari sumber lain yang kredibel. Kesadaran akan pentingnya verifikasi informasi merupakan langkah penting dalam mencegah penyebaran hoaks dan menjaga kualitas informasi di ruang publik.

Kesimpulan

Video yang viral di media sosial tentang penangkapan dalang pembakaran foto Prabowo dan Gibran adalah hoaks. Video tersebut menampilkan penangkapan debt collector LW yang terjadi pada tahun 2023 dan tidak ada hubungannya dengan kasus pembakaran foto tersebut. Kasus ini menggarisbawahi perlunya kewaspadaan dan verifikasi informasi sebelum menyebarkannya lebih lanjut. Penting untuk selalu berhati-hati terhadap informasi yang beredar di media sosial dan selalu memastikan keakuratan informasi sebelum membagikannya.

Exit mobile version