Hoaks Digeruduk Warga: Rumah Presiden BEM Unair Digembos Isu

Beredar video di media sosial yang mengklaim rumah Presiden BEM Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, digeruduk warga karena dianggap memberikan citra buruk bagi kampungnya. Klaim ini telah diverifikasi oleh Tim Cek Fakta Kompas.com dan dinyatakan sebagai hoaks.

Informasi menyesatkan ini tersebar luas melalui berbagai platform media sosial, termasuk Facebook. Video tersebut menampilkan kerumunan orang di depan sebuah rumah dan foto seorang perempuan mengenakan rompi tahanan. Narasi yang menyertai video tersebut secara eksplisit menghubungkan kejadian tersebut dengan Presiden BEM Unair.

Namun, setelah dilakukan penelusuran mendalam, Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan fakta yang berbeda. Video tersebut sebenarnya merekam kejadian di Desa Kayangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat pada tahun 2023. Kejadian ini melibatkan seorang mahasiswi Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Mataram (Unram) yang berinisial NWAP.

Narasi Hoaks dan Faktanya

Narasi hoaks menyebutkan bahwa kerumunan warga tersebut adalah reaksi atas tindakan Presiden BEM Unair. Namun, faktanya, kerumunan tersebut adalah warga Desa Kayangan yang mengusir NWAP, mahasiswi KKN Unram. Pengusiran ini dilatarbelakangi oleh konten Instagram NWAP yang dianggap menyinggung dan menghina warga setempat.

Konten tersebut berisi pernyataan yang kurang sensitif mengenai kurangnya perempuan cantik di Desa Kayangan. Meskipun NWAP bermaksud bercanda, konten tersebut telah tersebar luas dan menimbulkan reaksi negatif dari masyarakat. Hal ini memicu kemarahan warga dan berujung pada pengusiran NWAP dari desa tersebut.

Sementara itu, foto perempuan yang mengenakan rompi tahanan dalam video tersebut merupakan tangkapan layar dari sebuah berita di kanal YouTube. Foto tersebut menampilkan seorang pegawai Puskesmas Kemusu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang ditangkap karena kasus korupsi pada Januari 2025. Foto ini sama sekali tidak berkaitan dengan kejadian di Desa Kayangan.

Analisis Lebih Dalam

Peristiwa di Desa Kayangan menunjukkan pentingnya etika dan tanggung jawab dalam penggunaan media sosial, terutama bagi mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN. Konten yang dibuat haruslah bijak dan mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat sekitar. Peristiwa ini juga menjadi pelajaran berharga tentang bagaimana informasi yang tidak terverifikasi dapat dengan cepat menyebar dan menimbulkan kesalahpahaman.

Penyebaran informasi hoaks seperti ini dapat berdampak buruk pada reputasi individu dan institusi yang terlibat. Dalam kasus ini, Presiden BEM Unair menjadi korban penyebaran informasi palsu yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, penting untuk selalu melakukan verifikasi terhadap informasi yang kita terima sebelum menyebarkannya lebih lanjut.

Kesimpulan

Kesimpulannya, klaim bahwa rumah Presiden BEM Unair digeruduk warga adalah informasi yang salah dan tidak berdasar. Video yang beredar merupakan rekaman peristiwa yang berbeda dan tidak terkait sama sekali dengan Presiden BEM Unair. Peristiwa ini seharusnya menjadi peringatan bagi kita untuk selalu teliti dan bijak dalam mengonsumsi dan menyebarkan informasi di media sosial.

Pentingnya literasi digital dan kemampuan untuk membedakan informasi yang benar dan salah semakin krusial di era informasi digital seperti sekarang. Kita semua memiliki peran untuk mencegah penyebaran hoaks dan menjaga agar ruang digital tetap bersih dan sehat.

Exit mobile version