Manfaat Kurma untuk Kesehatan Tubuh Selama Puasa: Penjelasan Pakar Nutrisi

Kurma, buah manis yang kaya manfaat, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi berbuka puasa umat Muslim di seluruh dunia. Di bulan Ramadan, kurma kerap menjadi pilihan utama sebagai makanan pembuka, menandai berakhirnya waktu berpuasa. Kepopulerannya bukan tanpa alasan, mengingat kandungan gizinya yang luar biasa.

Dalam Al-Quran, kurma disebut sebanyak 22 kali, menandakan betapa pentingnya buah ini. Riwayat juga menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW mengonsumsi kurma saat berbuka puasa. “Kurma adalah salah satu makanan favorit dan paling diinginkan Nabi Muhammad SAW. Merupakan kebiasaan di banyak negara bagi umat Islam untuk berbuka puasa dengan mengonsumsi kurma karena ini [dianggap sebagai] praktik yang diberkati berdasarkan [contoh] Nabi Muhammad,” ujar Dr. Nisar Ahmed Bathoolunnisa, pakar dari Sheikh Shakhbout Medical City (SSMC).

Manfaat Penting dan Nutrisi Kurma

Kurma menawarkan alternatif sehat bagi camilan manis yang tinggi kalori namun minim nutrisi. Dr. Bathoolunnisa menjelaskan, kurma dapat menjadi pengganti gula alami yang baik karena mampu memuaskan keinginan akan rasa manis sekaligus memberikan nutrisi penting seperti vitamin B-6 dan zat besi.

Kandungan seratnya yang tinggi juga membantu menciptakan rasa kenyang lebih lama, sehingga membantu mengontrol nafsu makan. Selain itu, kurma juga mengandung protein, berbagai vitamin, dan mineral penting. Konsumsi kurma dalam jumlah sedang dapat memberikan asupan potasium, magnesium, zat besi, dan mangan.

Keunggulan kurma lainnya terletak pada kandungan polifenolnya yang tinggi. Polifenol adalah senyawa antioksidan yang berperan melindungi tubuh dari peradangan. “Kurma mengandung lebih banyak polifenol dibandingkan kebanyakan buah dan sayuran lainnya,” tambah Dr. Bathoolunnisa.

Meskipun kaya akan gula, kurma aman dikonsumsi penderita diabetes dalam jumlah moderat. Penting untuk tetap memantau total asupan gula harian. Sebuah penelitian di Universitas UEA (2011) menunjukkan bahwa kurma memiliki indeks glikemik rendah, artinya tidak menyebabkan lonjakan gula darah secara signifikan, baik pada penderita diabetes maupun orang sehat.

“Penderita diabetes kemungkinan besar bisa makan satu porsi dua hingga tiga kurma alami sekaligus, tetapi disarankan juga untuk meminta nasihat dari ahli diet,” saran Dr. Bathoolunnisa. Konsultasi dengan tenaga medis sangat penting untuk menentukan jumlah konsumsi yang tepat bagi setiap individu.

Alternatif Olahan Kurma

Kurma mengandung karbohidrat dalam bentuk gula alami: glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Glukosa memberikan energi cepat, fruktosa menjaga kestabilan gula darah, sementara sukrosa melepaskan energi secara bertahap, sebagaimana dijelaskan oleh Dosen Gizi Universitas Airlangga, Lailatul Muniroh SKM M Kes.

Selain sebagai sumber energi, kurma juga bermanfaat untuk menjaga hidrasi tubuh, meningkatkan kesehatan pencernaan, dan kesehatan jantung. Tidak hanya dikonsumsi langsung, kurma dapat diolah menjadi berbagai hidangan lezat dan sehat.

Lailatul Muniroh menyarankan beberapa alternatif olahan kurma, seperti jus kurma tanpa tambahan gula, infused water kurma, atau dicampur dengan oatmeal dan chia seed. Kreativitas dalam mengolah kurma sangatlah luas, disesuaikan dengan selera dan kebutuhan gizi masing-masing.

Meskipun menawarkan banyak manfaat, penting untuk mengonsumsi kurma dengan porsi yang tepat. Rekomendasi konsumsi adalah dua hingga tiga butir kurma per hari, baik saat berbuka maupun sahur. Dengan demikian, kita dapat menikmati kelezatan dan manfaat kurma tanpa berlebihan.

Kesimpulannya, kurma bukan hanya sekadar buah manis untuk berbuka puasa, melainkan sumber nutrisi penting yang memberikan beragam manfaat kesehatan. Dengan mengonsumsi kurma secara bijak dan kreatif, kita dapat memperoleh kebaikannya untuk tubuh dan kesejahteraan selama bulan Ramadan dan sepanjang tahun.

Exit mobile version