JAWAPEH.COM, Kediri – Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) bareng Detektif Sungai kolaborasi wujudkan Kediri bebas plastik.
Inisiatif ini digagas oleh Yayasan Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton Foundation) melalui kegiatan Sekolah Alam Detektif Sungai yang diadakan di Sekolah Alam Ramadhani Mojoroto Kota Kediri.
Kegiatan dimulai pukul 7 pagi dan resmi dibuka oleh DLHKP Kota Kediri. Imam Muttakin, Kepala DLHKP Kota Kediri, mengapresiasi dan mendukung penuh kegiatan ini.
“Kami ingin mengajak adik-adik detektif sungai untuk menjaga lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik kresek dan mengajak keluarga untuk memilah sampah dari rumah. Penting juga untuk menjaga sungai Brantas dari limbah rumah tangga dan polusi plastik. Kota Kediri sudah memiliki Perwali No.40 Tahun 2023 tentang pembatasan penggunaan plastik sekali pakai,” jelas Imam, Kamis (4/7/2024).
Baca Juga : FKB Desak Bupati Kediri Terapkan Pembatasan Plastik
Peserta kegiatan ini terdiri dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga menengah atas, dengan total peserta 40 orang.
Mereka diajarkan cara menulis jurnal ilmiah untuk mendokumentasikan pengalaman dan hasil identifikasi mereka.
Kepenulisan jurnal ini penting untuk menyimpan data dan temuan yang bisa menjadi referensi dalam penelitian lebih lanjut.
Detektif sungai juga melakukan observasi kesehatan sungai melalui biotilik dan penelitian mikroplastik di Sungai Kedak, yang mengalir ke Sungai Brantas.
Observasi ini bertujuan untuk mengedukasi anak-anak tentang pentingnya menjaga kualitas air sungai dengan melihat indikator biota dan kontaminasi mikroplastik yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Baca Juga : Berdayakan Puluhan Emak-Emak Produksi Kerajinan Tangan di Desa Padangan, Kayen Kidul
“Melalui kegiatan ini, kami ingin siswa mengetahui kondisi lingkungan sungai, apakah kotor atau penuh plastik. Banyak anak muda yang kurang peduli, dan melalui sekolah alam ini kami memberi mereka kesempatan untuk menyumbang solusi,” kata Tonis Afrianto, Koordinator Kegiatan Sekolah Alam Detektif Sungai.
Hasil observasi menunjukkan bahwa Sungai Kedak memiliki kesehatan sungai yang kurang baik, dengan skor biotilik 2,5 yang berarti tercemar sedang.
Pengamatan mikroplastik menemukan kontaminasi partikel filamen, fragmen, dan fiber dari sampah plastik seperti kresek, saset, dan kain.
Kegiatan ini disambut dengan antusiasme tinggi dari anak-anak muda. Ahmad Isa Ramadhan dari SD Laboratorium Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri mengatakan, “Melalui kegiatan ini, saya mendapat pemahaman mendalam tentang bahaya mikroplastik dan pentingnya mengurangi penggunaan plastik.”
Ke depan, diharapkan semakin banyak warga yang sadar akan dampak buruk plastik dan berkomitmen untuk membawa tas belanja sendiri serta mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Ecoton juga berencana melibatkan lebih banyak pelajar dan siswa dalam kegiatan ini.