JAWAPEH.COM, Kediri – Inflasi di Kota Kediri catat inflasi terendah di Jawa Timur. Beberapa komoditas mengalami penurunan harga yang signifikan.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Kediri pada Juni 2024 secara year-on-year (y-on-y) berada pada angka 1,72 persen, menjadikannya terendah se-Jawa Timur. Sedangkan secara month-to-month (m-to-m), inflasi Kota Kediri tercatat -0,33 persen.
“Pada bulan Juni, banyak komoditas yang kami pantau mengalami penurunan harga, sehingga terjadi deflasi,” ungkap Kepala BPS Kota Kediri, Pardjan, dalam pertemuan daring Press Release Berita Resmi Inflasi.
Baca Juga : DLHKP Bareng Detektif Sungai Kolaborasi Wujudkan Kediri Bebas Plastik
Jika dibandingkan dengan provinsi, inflasi Jatim secara m-to-m lebih rendah dibandingkan Kota Kediri, yakni -0,37 persen. Sementara secara y-on-y, inflasi Jatim mencapai 2,21 persen, lebih tinggi dari Kota Kediri.
Hal yang sama terjadi pada inflasi nasional yang berada di atas Kediri, dengan m-to-m 1,07 persen dan y-on-y 2,51 persen.
Pardjan juga merinci beberapa komoditas penyumbang inflasi secara m-to-m pada Juni, seperti beras (0,09 persen), cabai rawit (0,06 persen), kentang (0,02 persen), serta angkutan udara, kontrak rumah, daun bawang, dan ketimun masing-masing menyumbang 0,01 persen.
Di sisi lain, beberapa komoditas menghambat inflasi, antara lain daging ayam ras (-0,13 persen), bawang merah (-0,09 persen), tomat (-0,08 persen), telur ayam ras dan sawi hijau (-0,05 persen), bayam (-0,03 persen), kangkung, terong, bawang putih (-0,02 persen), jagung manis, pepaya, nangka muda, semangka, kembang kol, ikan nila, labu siam, minyak goreng, dan brokoli (-0,01 persen).
“Berdasarkan pemantauan harga selama enam bulan terakhir, inflasi tahun kalender (Juni 2024 terhadap Desember 2023) Kota Kediri berada di angka 0,62 persen. Kami akan melihat perkembangan inflasi enam bulan ke depan. Jika kondisinya mirip dengan Januari hingga Juni, inflasi Januari hingga Desember 2024 Kota Kediri tidak akan terlalu tinggi, sekitar 2 persen,” jelas Pardjan.
Pardjan juga mengimbau masyarakat agar tidak khawatir dengan ketersediaan bahan pangan di Kota Kediri. TPID Kota Kediri rutin memantau harga komoditas di pasar dan mengadakan Operasi Pasar Murni (OPM) secara berkala. Diharapkan harga komoditas di pasar tetap terkendali.
Tetuko Erwin Sukarno, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Kota Kediri selaku Sekretaris TPID Kota Kediri, menjelaskan bahwa semua Kota dan Kabupaten di Jawa Timur yang menjadi objek penghitungan IHK mengalami deflasi sejak Mei hingga Juni.
Baca Juga : Berdayakan Puluhan Emak-Emak Produksi Kerajinan Tangan di Desa Padangan, Kayen Kidul
Hal ini disebabkan harga kembali normal setelah lebaran dan pasokan yang melimpah karena beberapa komoditas masuk masa panen, melegakan bagi konsumen di Kota Kediri.
Namun, Erwin juga menyebutkan bahwa deflasi yang berlangsung dua bulan berturut-turut bisa berdampak pada kondisi ekonomi Kota Kediri.
Dampak yang paling terasa adalah penurunan pendapatan dan profitabilitas bisnis karena penurunan harga barang dan jasa yang dijual.
Masyarakat mungkin menunda pembelian barang konsumsi atau investasi karena berharap harga terus turun, sehingga mengurangi permintaan barang dan jasa dalam jangka pendek, memperlambat aktivitas ekonomi.
Baca Juga : Aplikasi Dagangan Kini Hadir di Kediri, Mudahkan Belanja di Warung Kelontong
Dampak lainnya adalah berkurangnya Pendapatan Asli Daerah (PAD). Jika aktivitas ekonomi melambat, pendapatan pemerintah dari pajak dan retribusi juga bisa berkurang, mempengaruhi kemampuan memberikan layanan publik dan infrastruktur.
Untuk mengatasi hal ini, TPID Kota Kediri akan berkoordinasi dengan seluruh Organisasi Pemerintah Daerah (OPD), termasuk Dinas Sosial dan Disperdagin, untuk merumuskan stimulan agar daya beli masyarakat kembali tumbuh.
“Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Disperdagin untuk penyaluran Bantuan Sosial dan Bantuan Modal, agar bisa segera menjadi stimulan daya beli dan produksi bagi masyarakat,” tutup Erwin.