Ancaman Sanksi FIFA Ronaldo, Main di Iran Bareng Al Nassr?

Megabinatang sepak bola Portugal, Cristiano Ronaldo, dikabarkan absen dalam laga tandang Al Nassr melawan Esteghlal di babak 16 besar Liga Champions Asia pada Senin, 3 Maret 2025. Pertandingan leg pertama ini akan berlangsung di Stadion Azadi, Teheran.

Beberapa media lokal, seperti Saudi Gazette, melaporkan Ronaldo absen karena cedera otot. Pelatih Stefano Pioli pun memilih untuk tidak membawanya mengingat jadwal pertandingan yang padat.

Namun, media internasional seperti Mundo Deportivo (Spanyol), TNT Sports, dan TyC Sports (Argentina) memberikan penjelasan yang berbeda. Mereka mengklaim Ronaldo tidak dibawa ke Iran karena alasan yang lebih sensitif.

Baca selengkapnya di AC Milan Cari Juru Taktik Baru, Gaya Ranieri Diidamkan untuk informasi lebih lanjut.

Beredar kabar bahwa Ronaldo berpotensi menghadapi hukuman di Iran atas tuduhan perzinahan yang terkait dengan insiden pada tahun 2023. Tuduhan ini menyebutkan bahwa ia terancam hukuman 99 cambukan.

Ancaman hukuman ini juga menjadi alasan Al Nassr meminta agar pertandingan digelar di tempat netral, namun permintaan tersebut ditolak oleh tim lawan.

Insiden yang menjadi dasar tuduhan tersebut terjadi pada September 2023, saat Al Nassr bertanding di Teheran melawan Persepolis. Kehadiran Ronaldo saat itu menarik ribuan penggemar ke hotel tempat timnya menginap.

Dalam sebuah acara, Ronaldo memberikan kecupan di kening Fatemeh Hammami Nasrabadi, seorang seniman lokal penyandang disabilitas. Gestur yang dimaksudkan sebagai tindakan kebaikan ini, malah ditafsirkan secara berbeda oleh hukum Iran.

Menurut hukum Iran, mencium seseorang yang bukan pasangan sendiri bisa dianggap sebagai perzinahan dan dapat dikenai hukuman cambukan. Kasus ini sempat menjadi berita internasional namun mereda dan kembali mencuat menjelang pertandingan Al Nassr di Iran.

Ingin tahu lebih banyak? Simak Strategi Jitu Munster Bawa Persebaya Hancurkan Persib Bandung sekarang!

Bantahan Kedutaan Besar Iran di Spanyol

Meskipun isu ini kembali diangkat oleh media Spanyol dan Argentina, Kedutaan Besar Iran untuk Spanyol telah membantahnya. Bantahan ini disampaikan melalui unggahan resmi akun Kedubes di Twitter pada Oktober 2023.

Dalam unggahan tersebut, Kedubes Iran membantah adanya putusan pengadilan terhadap atlet internasional mana pun di Iran. Mereka juga menyayangkan pemberitaan yang dianggap tidak berdasar dan dapat mengaburkan isu lain, seperti kejahatan terhadap kemanusiaan di Palestina.

Kedubes juga menekankan bahwa Ronaldo pernah mengunjungi Iran pada September 2023 untuk pertandingan sepak bola dan disambut hangat oleh masyarakat dan otoritas setempat. Pertemuannya dengan Fatemeh Hammami juga disebut mendapat pujian.

Kesimpulannya, pemberitaan mengenai ancaman hukuman terhadap Ronaldo telah dibantah oleh perwakilan pemerintah Iran sendiri. Namun, ketidakhadirannya dalam pertandingan melawan Esteghlal tetap menjadi misteri yang menarik berbagai spekulasi.

Peristiwa ini menyoroti perbedaan budaya dan hukum yang dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda terhadap suatu tindakan. Apa yang dianggap sebagai gestur persahabatan di satu negara, bisa ditafsirkan sebagai pelanggaran hukum di negara lain. Kasus ini juga menunjukkan kompleksitas hubungan antara olahraga, politik, dan hukum internasional.

Ke depan, akan menarik untuk melihat bagaimana kasus ini akan berdampak pada hubungan antara klub sepak bola Al Nassr dan Federasi Sepak Bola Iran. Apakah kontroversi ini akan mereda atau justru berlanjut dan mempengaruhi pertandingan-pertandingan selanjutnya?

Selain itu, perlu juga diperhatikan bagaimana media internasional menyikapi dan melaporkan berita-berita yang sensitif seperti ini, agar tidak menimbulkan misinterpretasi dan kegaduhan yang tidak perlu.

Exit mobile version