Juara dunia kelas welter UFC, Belal Muhammad, mendesak Presiden UFC, Dana White, untuk segera menyelesaikan masalah penghilangan bendera Palestina dari situs resmi UFC menjelang laga UFC 315. Kejadian ini menimbulkan kontroversi dan kritikan luas dari berbagai pihak.
Belal Muhammad, yang dijadwalkan melawan Della Maddalena di Bell Centre, Montreal, Kanada pada 11 Mei mendatang, menyatakan kekecewaannya atas tindakan UFC tersebut. Ia merasa langkah tersebut tidak menghargai warisan dan identitasnya sebagai seorang keturunan Palestina.
Hanya foto Belal Muhammad yang absen bendera di situs promosi UFC 315. Semua petarung lain menampilkan bendera negara mereka, menonjolkan ketidakkonsistenan dan diskriminasi yang dirasakan oleh Muhammad.
Muhammad telah secara terbuka meminta agar bendera Palestina ditampilkan di samping namanya. Ia menekankan keinginan kuatnya untuk mewakili Palestina dalam ajang UFC, meskipun lahir di Amerika Serikat. Bagi dirinya, ini bukan hanya tentang representasi pribadi, tetapi juga tentang pengakuan identitas budaya dan dukungan terhadap bangsanya.
Ketidakhadiran bendera Palestina menimbulkan pertanyaan tentang komitmen UFC terhadap inklusivitas dan representasi beragam budaya dalam ajang olahraga dunia ini. Aksi ini memicu diskusi lebih luas mengenai pentingnya representasi dan pengakuan identitas budaya dalam dunia olahraga profesional.
Muhammad mengaku tidak mengetahui alasan di balik keputusan tersebut. Ia berharap Dana White akan segera menindaklanjuti permintaannya dan mengembalikan bendera Palestina ke situs promosi. Ia menyebut dukungan Dana White terhadap kebebasan berekspresi, dan berharap konsistensi dalam hal tersebut.
Reaksi publik atas insiden ini sangat beragam. Banyak yang mendukung Muhammad dan mengecam keputusan UFC. Beberapa pihak menuding UFC melakukan tindakan yang tidak sensitif dan tidak menghargai budaya lain. Insiden ini juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya representasi yang adil dan inklusif di dunia olahraga.
Selain masalah bendera, pertandingan Belal Muhammad vs Della Maddalena sendiri diprediksi akan menjadi laga yang menarik dan menegangkan. Kedua petarung memiliki rekor yang mumpuni dan dikenal dengan gaya bertarung yang agresif. Pertandingan ini akan menjadi penentu bagi gelar juara dunia kelas welter UFC.
Insiden ini juga menyoroti dilema yang sering dihadapi atlet dengan latar belakang budaya beragam. Mereka seringkali harus berjuang untuk pengakuan identitas dan representasi budaya mereka, bahkan di panggung dunia seperti UFC. Kejadian ini menjadi pengingat penting untuk selalu menghargai keberagaman dan menjunjung tinggi prinsip kesetaraan.
Muhammad menegaskan kembali komitmennya untuk memperjuangkan haknya dan hak orang-orang Palestina. Ia berharap insiden ini akan menjadi pelajaran berharga bagi UFC dan organisasi olahraga lainnya tentang pentingnya representasi yang adil dan inklusif.
Sebagai penutup, kasus ini menunjukkan bagaimana isu-isu politik dan budaya dapat berdampak signifikan pada dunia olahraga. Ini juga mendorong perdebatan tentang tanggung jawab organisasi olahraga besar dalam mempromosikan inklusivitas dan menghormati identitas budaya atlet-atletnya.