Patwal Kawal Alphard Arogan Pepet Pemotor Puncak, Dicopot!

Sebuah insiden melibatkan petugas pengawal (patwal) kepolisian di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, baru-baru ini menjadi viral di media sosial. Aksi patwal yang memepet seorang pemotor hingga menyebabkannya jatuh telah menuai kecaman publik dan berujung pada pencopotan jabatan sang petugas.

Peristiwa yang terjadi Jumat (14/3) ini berawal dari pengawalan sebuah Toyota Alphard berwarna putih. Dalam video yang beredar, terlihat patwal, yang kemudian diketahui bernama Aipda H, melakukan manuver yang dinilai terlalu agresif terhadap seorang pemotor yang dianggap menghalangi jalan. Kejadian ini menimbulkan kontroversi dan pertanyaan seputar standar operasional prosedur (SOP) pengawalan kendaraan.

Kasat Lantas Polres Bogor, AKP Rizky Guntama, memberikan keterangan terkait insiden tersebut. Ia menjelaskan bahwa pemotor tersebut telah diberi tanda untuk menepi, namun karena masih berupaya mencari ruang untuk menepi, terjadilah kontak fisik antara motor dan mobil yang dikawal. “Ada kendaraan motor yang sudah dikasih tanda untuk ke pinggir, tetapi memang kendaraan tersebut masih mencari ataupun berupaya untuk ke pinggir karena melihat spion. Saat terjadi pengawalan tersebut, dia (pemotor) bersenggolan dengan mobil yang dikawal,” ujar AKP Rizky Guntama.

Aipda H, dalam upayanya menghentikan motor tersebut, terlalu dekat hingga terjadi kontak fisik. “Tapi karena terlalu mepet, jadi kena *crush bar*. Jadi saya tekankan untuk yang di medsos itu dikatakan ditendang itu tidak, tapi kalau bersentuhan dengan kendaraan, kena *crush bar* patroli akhirnya yang bersangkutan terjatuh,” tegas AKP Rizky Guntama. Pernyataan ini membantah klaim yang beredar di media sosial yang menyebutkan bahwa pemotor tersebut ditendang.

Pencopotan Jabatan dan Investigasi

Akibat viralnya video tersebut, Polres Bogor langsung mengambil tindakan tegas. Aipda H dicopot dari jabatannya dan saat ini tengah menjalani pemeriksaan lebih lanjut. “Yang bersangkutan sudah dicopot, sekarang sedang diperiksa. Kemudian nanti hasil pemeriksaan akan keluar untuk hukuman,” kata AKP Rizky Guntama.

Pihak kepolisian menegaskan komitmennya untuk menindak tegas setiap pelanggaran prosedur. AKP Rizky Guntama menyatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh atas insiden ini untuk mencegah kejadian serupa terulang. “Itu selalu saya laksanakan evaluasi setiap saya mengambil arahan. Selalu saya ingatkan, tetapi memang akan selalu dievaluasi setelah melaksanakan tugas, apakah prosedurnya sudah sesuai atau tidak,” ungkapnya.

Ia juga menekankan bahwa arahan tegas telah diberikan kepada seluruh anggota kepolisian agar selalu mematuhi SOP dalam melakukan pengawalan. “Saya sudah memberi arahan. Bilamana terulang, saya secara tegas akan menindak sesuai dengan prosedur,” tegasnya.

Analisis dan Implikasi Kejadian

Insiden ini menyoroti pentingnya pelatihan dan pengawasan yang ketat bagi petugas pengawal. Pengawalan seharusnya dilakukan dengan profesional dan memperhatikan keselamatan pengguna jalan lainnya. Kejadian ini juga memicu diskusi publik mengenai etika dan profesionalisme dalam penegakan hukum.

Kasus ini juga menjadi pengingat pentingnya peran media sosial dalam pengawasan publik. Viralitas video tersebut mendorong pihak kepolisian untuk bertindak cepat dan transparan. Namun, penting untuk diingat agar informasi yang beredar di media sosial dikonfirmasi kebenarannya terlebih dahulu sebelum menyebarkannya lebih luas.

Ke depan, diharapkan akan ada peningkatan standar operasional prosedur (SOP) pengawalan kendaraan untuk menghindari insiden serupa. Pelatihan yang lebih komprehensif dan pengawasan yang lebih ketat diperlukan untuk memastikan petugas selalu bertindak sesuai dengan aturan dan etika profesi.

Kesimpulannya, kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Baik bagi petugas kepolisian dalam menjalankan tugas, maupun bagi masyarakat dalam menggunakan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *