Serangan terhadap Tesla tampaknya semakin meningkat. Insiden terbaru terjadi di Las Vegas, di mana sebuah showroom Tesla menjadi target perusakan oleh orang yang tidak dikenal. Rekaman CCTV menunjukkan pelaku, yang berpakaian serba hitam, menembaki dan membakar dua mobil menggunakan bom molotov.
Satu bom molotov yang tidak meledak ditemukan di dalam mobil ketiga dan saat ini sedang menjadi barang bukti. Asisten Sheriff Dori Koren dari Departemen Kepolisian Metropolitan Las Vegas menyebut insiden ini sebagai “serangan yang ditargetkan terhadap fasilitas Tesla.” Selain pembakaran, kata “Resist” juga ditemukan disemprot di pintu depan showroom.
Gelombang Serangan Terhadap Tesla
Kasus Las Vegas ini hanyalah satu dari serangkaian serangan terhadap properti Tesla di Amerika Serikat. Serangan-serangan ini menunjukkan adanya pola yang sistematis dan mengkhawatirkan. Pihak berwenang kini tengah menyelidiki motif dibalik aksi-aksi ini, apakah ada kaitannya dengan gerakan tertentu atau hanya ulah individu yang merasa terancam.
Pada tanggal 3 Maret, tujuh stasiun pengisian daya di sebuah mal di luar Boston dibakar. Lima hari kemudian, di New York City, enam orang ditangkap karena menduduki sebuah showroom Tesla. Di Colorado, seorang wanita didakwa karena melempar bom molotov dan merusak kendaraan serta showroom Tesla.
Respon Elon Musk dan Pihak Berwenang
CEO Tesla, Elon Musk, mengekspresikan kekesalannya melalui platform X (dulu Twitter) dengan menyatakan, “Tingkat kekerasan ini gila dan sangat salah. Tesla hanya membuat mobil listrik dan tidak melakukan apa pun untuk pantas mendapatkan serangan jahat ini.”
FBI melalui Gugus Tugas Terorisme Gabungannya ikut menyelidiki insiden Las Vegas, menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan kejahatan federal. Agen khusus Spencer Evans dari Kantor Lapangan FBI Las Vegas menegaskan, “Bagi mereka yang mungkin berpikir bahwa hal seperti ini dapat dibenarkan atau bahkan berpotensi mengagumkan, kami ingin Anda tahu bahwa ini adalah kejahatan federal.”
Jaksa Agung AS Pam Bondi juga ikut berkomentar, mengumumkan penyelidikan dan menegaskan akan menindak tegas para pelaku vandalisme. “Jika Anda akan menyentuh Tesla, pergi ke dealer, melakukan apa saja, sebaiknya Anda berhati-hati karena kami akan mengejar Anda. Dan jika Anda mendanai ini, kami akan mengejar Anda. Kami akan mencari tahu siapa Anda,” tegas Bondi di Fox Business.
Motif dan Spekulasi
Motif di balik serangan-serangan ini masih belum jelas sepenuhnya. Namun, beberapa spekulasi beredar di publik. Ada yang menduga ini terkait dengan sentimen anti-kapitalisme, kecemburuan terhadap kesuksesan Tesla, atau bahkan gerakan lingkungan hidup radikal yang beranggapan Tesla tidak cukup ramah lingkungan.
Namun, perlu ditekankan bahwa aksi vandalisme dan kekerasan bukanlah cara yang tepat untuk menyuarakan opini atau ketidaksetujuan. Pihak berwenang menekankan pentingnya penyelesaian masalah melalui jalur hukum dan dialog yang konstruktif, bukan dengan tindakan kriminal yang membahayakan keselamatan orang lain dan merusak harta benda.
Investigasi lebih lanjut tentu diperlukan untuk mengungkap motif sebenarnya dan menangkap para pelaku. Langkah-langkah keamanan di fasilitas Tesla juga perlu ditingkatkan untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa depan. Perkembangan kasus ini akan terus dipantau dan dilaporkan.
Kesimpulannya, insiden pembakaran showroom Tesla di Las Vegas merupakan bagian dari gelombang serangan yang lebih besar terhadap perusahaan tersebut. Pihak berwenang dari berbagai tingkatan tengah berupaya mengungkap motif dan menangkap para pelaku. Perlu adanya tindakan tegas untuk menghentikan kekerasan dan vandalisme serta menjamin keselamatan publik dan properti.