Mobil Honda HR-V mogok di Solo setelah pengisian bahan bakar di SPBU Pucangsawit, menimbulkan kekhawatiran akan kualitas BBM di SPBU tersebut. Kejadian ini viral setelah diunggah di media sosial, memperlihatkan proses pengurasan filter bensin yang menunjukkan adanya air dalam Pertamax yang diisi.
Akun Facebook yang mengunggah video tersebut mengungkapkan kekhawatirannya dan mendesak pengguna jalan untuk berhati-hati saat mengisi bahan bakar di SPBU Pucangsawit. Video tersebut menunjukkan bukti nyata adanya campuran air dalam Pertamax yang menyebabkan mobilnya mogok.
Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Taufiq Kurniawan, mengkonfirmasi kejadian tersebut. Pertamina mengakui adanya kandungan air dalam Pertamax yang diisi oleh pemilik HR-V pada Kamis, 6 Maret 2025, sekitar pukul 09.30 WIB.
Penyebab Tercampurnya Air dalam BBM
Taufiq menjelaskan bahwa hujan lebat yang terjadi menyebabkan rembesan air masuk ke dalam tangki BBM SPBU Pucangsawit. Hal ini diduga menjadi penyebab utama tercampurnya air dengan Pertamax.
Pertamina telah menghentikan sementara penjualan Pertamax di SPBU tersebut untuk melakukan pengecekan dan perbaikan. Langkah ini diambil sebagai tindakan preventif untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali dan memastikan keamanan konsumen.
Tindakan Pertamina dan Dampaknya
Selain menghentikan penjualan Pertamax, Pertamina juga melakukan pengecekan menyeluruh terhadap tangki dan dispenser BBM di SPBU Pucangsawit. Penjualan produk BBM lain di SPBU tersebut masih diizinkan, dengan memastikan tidak adanya kandungan air.
Pertamina telah memberikan ganti rugi kepada pemilik HR-V yang meliputi biaya servis dan penggantian BBM. Terungkap juga adanya satu kasus serupa pada pengendara sepeda motor, namun pengendara tersebut memilih untuk tidak meminta ganti rugi.
Pentingnya Pengawasan dan Perbaikan Infrastruktur
Kejadian ini menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap kualitas BBM di SPBU dan perlunya peningkatan infrastruktur untuk mencegah kontaminasi air, terutama di daerah dengan curah hujan tinggi.
Pertamina perlu memperkuat sistem proteksi tangki BBM di SPBU untuk mencegah rembesan air, khususnya pada saat musim hujan. Sistem peringatan dini dan prosedur penanganan kontaminasi juga perlu ditingkatkan untuk meminimalisir dampak negatif terhadap konsumen.
Rekomendasi bagi Konsumen
Konsumen disarankan untuk tetap waspada dan teliti saat mengisi bahan bakar. Perhatikan kondisi BBM dan laporkan segera jika menemukan kejanggalan, seperti adanya endapan atau bau yang tidak biasa.
Jika mengalami masalah setelah mengisi BBM, segera hubungi pihak SPBU dan laporkan kejadian tersebut. Simpan bukti pembelian BBM sebagai referensi jika diperlukan.
Kejadian ini menjadi pembelajaran penting bagi semua pihak, baik Pertamina maupun konsumen, untuk selalu memprioritaskan keamanan dan kualitas BBM. Peningkatan sistem pengawasan dan perbaikan infrastruktur diharapkan dapat mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Kesimpulan
Kejadian mobil HR-V mogok akibat BBM tercampur air di SPBU Pucangsawit, Solo, menyoroti pentingnya kualitas dan keamanan BBM. Respon Pertamina dalam menangani masalah ini patut diapresiasi, namun langkah preventif yang lebih komprehensif perlu dilakukan untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Konsumen diharapkan tetap waspada dan melaporkan segala kejanggalan yang ditemukan saat membeli BBM. Transparansi informasi dan komunikasi yang baik antara Pertamina dan konsumen sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik.