JAWAPEH.COM, Kediri – Kombinasi genre horor, drama, dan komedi dalam film “Sekawan Limo” berhasil memecahkan rekor penonton di Kota Kediri. Di hari perdana penayangannya, Kamis (4/7/2024), film ini langsung diserbu penonton hingga tiketnya sold out, baik melalui pemesanan online maupun offline.
Penonton yang berharap bisa mendapatkan tiket untuk midnight show yang dimulai pukul 21.30 WIB hingga 23.15 WIB pun harus kecewa. Meskipun Bioskop CGV Kediri Mall telah menayangkan film ini di tiga studio sekaligus, nyatanya 126 kursi yang tersedia penuh terisi.
Disutradarai oleh Bayu Skak dan diproduksi oleh StarVision serta Chand Parwez Servia sebagai produser, “Sekawan Limo” menambah deretan kesuksesan Bayu Skak setelah “Yowis Ben” (2018), “Yowis Ben 2” (2019), dan “Yowis Ben 3” (2021).
“Sekawan Limo” sukses menghibur penonton dengan akting total dari para aktor dan aktris seperti Bayu Skak, Nadya Arina, Keisya Levronka, Dono Perdana, Benedictus Siregar, Indra Pramujito, Firza Valaza, Cak Kartolo, Tini Kartolo, dan sejumlah pemeran pendukung lainnya dalam durasi 112 menit.
Baca Juga review seputar film, musik, lifestyle lainnya di PehGaya.
Kisah “Sekawan Limo” dibuka dengan tayangan podcast horor yang dipandu oleh dua host, Dyny (Keisya Levronka) dan Deri (Dono Perdana), yang menghadirkan bintang tamu Bagas (Bayu Skak). Bagas berbagi pengalaman serunya saat mendaki Gunung Madyopuro.
Petualangan mistis dan dramatis dimulai ketika lima pemuda pecinta alam, yaitu Bagas, Lenni (Nadya Arina), Dicky (Firza Valaza), Juna (Benedictus Siregar), dan Andrew (Indra Pramujito), memulai pendakian. Penjaga pos sudah mengingatkan mereka tentang larangan mendaki dalam jumlah ganjil dan tidak boleh menoleh ke belakang selama perjalanan menuju puncak gunung.
Film ini, yang awalnya penuh komedi dengan sentuhan horor mencekam, berubah menjadi dramatis ketika terungkap bahwa kelima pemuda ini memiliki masa lalu kelam yang belum terselesaikan. Mereka memiliki alasan khusus yang membawa mereka ke puncak Gunung Madyopuro di malam satu Suro.
Konflik di antara mereka semakin rumit ketika satu demi satu misteri terkuak bahwa salah satu dari mereka bukanlah manusia, melainkan arwah gaib yang masih bergentayangan di Gunung Madyopuro.
Dalam sebuah postingan di Instagram resmi @sekawanlimo, Bayu Skak menjelaskan bahwa inspirasi cerita film ini muncul saat pandemi Covid-19. “Saya banyak lihat podcast cerita horor saat mendaki gunung.
Akhirnya muncul ide bikin cerita mendaki gunung tapi ada unsur horor, drama, dan komedi,” ujar Bayu, seraya berencana mengangkat Kota Kediri setelah sebelumnya Malang dan Surabaya menjadi setting di film-film sebelumnya, pada Jum’at pagi (5/7/2024).