Anjloknya Harga Bitcoin: Dampak Tarif Trump atas Pasar Kripto Global

Harga Bitcoin anjlok hingga 12 persen dalam beberapa hari terakhir, menyusul pengumuman kebijakan tarif impor baru oleh Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025. Kebijakan ini, yang dikenal sebagai “Tarif Trump,” memberlakukan pajak tambahan pada barang-barang impor ke AS dengan persentase yang bervariasi berdasarkan negara asal.

China misalnya, dikenakan tarif 34 persen, Korea Selatan 25 persen, Jepang 24 persen, dan Indonesia 32 persen. Kenaikan biaya impor ini memicu sentimen negatif di pasar, mengakibatkan penurunan tajam pada harga Bitcoin dan aset kripto lainnya.

Pada Minggu, 6 April 2025, harga Bitcoin menembus level terendah di bawah 78.000 dollar AS (sekitar Rp 1,3 miliar). Ini merupakan penurunan signifikan mengingat pada Januari 2025, saat pelantikan Trump untuk periode kedua, harga Bitcoin sempat mendekati 110.000 dollar AS (sekitar Rp 1,85 miliar).

Penurunan berlanjut hingga Senin, 7 April 2025, dengan Bitcoin menyentuh titik intraday terendah di 74.436 dollar AS (sekitar Rp 1,25 miliar) sebelum sedikit pulih ke angka 78.062 dollar AS (sekitar Rp 1,3 miliar) pada penutupan pasar AS. Ini merupakan level penutupan terendah sejak 9 November 2024.

Namun, pada Selasa, 8 April 2025, harga Bitcoin menunjukkan tanda-tanda pemulihan (rebound), diperdagangkan di level 79.925 dollar AS (sekitar Rp 1,34 miliar). Pergerakan ini menunjukkan volatilitas pasar kripto yang tinggi dan sensitivitasnya terhadap sentimen pasar global.

Dampak Tarif Trump terhadap Pasar Kripto

Anjloknya harga Bitcoin bukan fenomena terisolasi. Aset digital lainnya juga mengalami penurunan signifikan. Ethereum turun 10 persen, XRP turun 9 persen, dan Solana turun 7 persen dalam waktu singkat. Kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan menyusut sekitar 9 persen, dari 2,72 triliun dollar AS menjadi 2,47 triliun dollar AS.

Thomas Perfumo, ekonom global di bursa kripto Kraken, menjelaskan penurunan ini sebagai refleksi dari sentimen risk-off yang lebih luas. Ia menekankan bahwa ini bukan berarti eksodus massal dari pasar kripto, melainkan penyesuaian yang dipicu oleh kondisi ekonomi makro global yang kurang menguntungkan.

Kondisi ini juga terlihat di pasar saham, dengan Indeks S&P 500 dan Dow Jones masing-masing merosot hingga 10 persen dalam lima hari terakhir. Hal ini menunjukkan kecenderungan investor untuk menghindari aset berisiko dan mencari aset yang lebih aman di tengah ketidakpastian ekonomi.

Ironi Dukungan Trump terhadap Kripto

Ironisnya, selama masa kampanye dan setelah menjabat, Trump dikenal sebagai pendukung kuat industri kripto. Ia bahkan pernah menyatakan ambisi untuk menjadikan AS sebagai “ibu kota kripto dunia”.

Ia menunjuk regulator pro-kripto dan mendorong kebijakan yang mendukung aset digital. Namun, kebijakan ekonomi agresifnya, khususnya kebijakan tarif, justru memicu kekhawatiran di pasar dan berdampak negatif pada harga Bitcoin dan aset kripto lainnya. Ini menunjukkan kompleksitas pengaruh kebijakan pemerintah terhadap pasar keuangan, terutama pada aset yang rentan terhadap fluktuasi.

Analisis Lebih Lanjut

Penurunan harga Bitcoin yang drastis ini patut menjadi perhatian bagi investor kripto. Volatilitas yang tinggi merupakan karakteristik pasar kripto, namun dampak dari kebijakan ekonomi makro seperti Tarif Trump menunjukkan betapa pentingnya diversifikasi investasi dan pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi pasar.

Studi lebih lanjut diperlukan untuk menganalisis dampak jangka panjang dari Tarif Trump terhadap pasar kripto. Apakah penurunan ini hanyalah koreksi sementara, atau merupakan awal dari tren penurunan yang lebih besar, masih perlu dipantau dengan seksama. Faktor-faktor seperti regulasi kripto yang lebih ketat, perkembangan teknologi blockchain, dan sentimen pasar global secara keseluruhan akan terus memengaruhi pergerakan harga Bitcoin dan aset kripto lainnya.

Penting bagi investor untuk selalu memperbarui informasi dan melakukan riset yang menyeluruh sebelum melakukan investasi di pasar kripto yang penuh dinamika ini.

Gambar: Ilustrasi harga Bitcoin yang anjlok. Sumber: Coin Market Cap

Exit mobile version