Senja perlahan menyelimuti Kota Kuno Hoi An, Vietnam. Cahaya matahari yang tadinya memantul di permukaan Sungai Hoai, kini sirna. Namun, kegelapan digantikan oleh keindahan ribuan lentera yang terapung di sungai.
Lampu-lampu dan lampion warna-warni dari kios makanan, kafe, dan restoran yang berjejer di sepanjang sungai menciptakan suasana yang magis dan semarak. Becak-becak wisata khas Hoi An melintas dengan tenang, berbaur dengan keramaian pengunjung yang memadati tepi sungai.
Seorang pria bernama Nam, pemandu wisata dari Ho Chi Minh City, menawarkan kotak-kotak kecil berisi lilin menyala kepada pengunjung. Ia menjelaskan bahwa lilin-lilin tersebut dijual untuk membantu seorang ibu tua yang kurang mampu.
Baca selengkapnya di Samsung Galaxy A56 5G: Spesifikasi Gahar, Harga Terjangkau di Indonesia untuk informasi lebih lanjut.
Nam menjelaskan bahwa uang hasil penjualan lilin akan diberikan kepada ibu tua tersebut. Lilin-lilin ini dibeli oleh wisatawan untuk dilarungkan di sungai sembari berdoa dan memanjatkan harapan.
Kotak-kotak lilin warna-warni itu dijual dengan harga yang sangat terjangkau, sekitar 10.000 Dong atau kurang lebih 7.000 Rupiah per kotak. Puluhan ibu tua lainnya juga terlihat menjajakan lilin serupa di sepanjang Sungai Hoai.
Tradisi melepaskan lentera lilin di Sungai Hoai merupakan salah satu daya tarik utama Hoi An. Wisatawan dapat melepas lentera baik dari atas perahu maupun dari tepi sungai, mengingat ketinggian air sungai hampir sama dengan permukaan jalan.
Jangan lewatkan artikel Kemenperin Lepas Blokir, Lima Model iPhone 16 Resmi Masuk TKDN, cek sekarang!
Nam menceritakan bahwa keramaian malam itu masih terbilang sepi jika dibandingkan dengan puncak musim kunjungan wisata di Hoi An, biasanya di pertengahan tahun. Ia juga memperingatkan tentang potensi banjir di akhir tahun yang dapat membuat kawasan ini terendam air.
Jejak air bekas banjir besar di akhir tahun 2024 masih terlihat jelas di dinding-dinding bangunan kuno di sekitar sungai. Bangunan-bangunan tersebut kini banyak yang disulap menjadi restoran dengan desain yang estetik dan menarik.
Saya sendiri menggunakan Samsung S25 Ultra untuk mengabadikan momen-momen indah di Hoi An. Lensa ultrawide 50 megapikselnya terbukti mampu menangkap detail dengan sangat baik, meskipun dalam kondisi pencahayaan minim.
Kemampuan lensa ultrawide ini sangat membantu dalam mengambil foto di kondisi cahaya redup. Detail bangunan, bahkan jejak air bekas banjir, masih dapat terlihat dengan jelas. Fitur ini juga memungkinkan pengambilan gambar dengan komposisi yang lebih leluasa.
Potret Nam bersama ibu penjual lilin, serta detail bangunan kuno yang tertangkap dengan apik oleh kamera, menjadi bukti kemampuan luar biasa dari Samsung S25 Ultra dalam memotret di kondisi low-light. Pengalaman ini semakin memperkaya kenangan perjalanan saya di Hoi An.
Selain keindahan lentera dan suasana malam, Hoi An juga menawarkan pesona arsitektur kuno yang unik. Rumah-rumah tradisional dengan arsitektur khas Tionghoa dan Jepang tersebar di penjuru kota, menciptakan suasana yang begitu autentik dan memikat.
Tidak hanya itu, Hoi An juga terkenal dengan beragam kuliner lezat. Dari mie Hoi An yang gurih hingga berbagai macam kue tradisional, setiap gigitan menawarkan cita rasa yang tak terlupakan. Menikmati kuliner sambil menyaksikan keindahan Sungai Hoai yang dihiasi lentera-lentera menjadi pengalaman yang sangat berkesan.
Secara keseluruhan, kunjungan ke Hoi An adalah pengalaman yang tak terlupakan. Keindahan alam, tradisi unik, arsitektur khas, dan kelezatan kulinernya menciptakan perpaduan sempurna yang memikat hati setiap pengunjung. Dengan kemampuan kamera Samsung S25 Ultra, setiap detail keindahan Hoi An dapat diabadikan dengan sempurna.