Travel  

Duka Fiersa Besari atas Tragedi Pendaki Carstensz: Hilangnya Dua Jiwa Muda

Musisi Fiersa Besari menyampaikan duka cita atas meninggalnya dua pendaki, Lilek Wiyayanti (59) dan Elsa Laksono (60), di Puncak Carstensz, Papua Tengah. Keduanya diduga meninggal akibat hipotermia selama pendakian. Fiersa sendiri turut serta dalam pendakian tersebut, namun ia dan rekannya, Furky Syahroni, dalam kondisi stabil.

Fiersa menjelaskan ia bergabung dalam tim terpisah dari korban. Tim Fiersa terdiri dari tiga orang, sementara Lilek dan Elsa berada dalam tim empat orang dengan operator tur berbeda. Mereka semua didampingi oleh pemandu gunung. Informasi mengenai insiden ini baru diketahui Fiersa setelah tiba di basecamp.

Pendakian Puncak Carstensz, yang terkenal dengan medan sulitnya, melibatkan pendaki asing dan pihak Balai Taman Nasional Lorentz pada tanggal 28 Februari 2025. Fiersa menekankan bahwa medan Puncak Carstensz sangat berbeda dari gunung-gunung lain di Indonesia. Ketinggian yang curam, mencapai 600 meter di atas permukaan laut (basecamp YV 4200-an MDPL, Puncak Jaya 4884 MDPL), mengharuskan pendaki terampil menggunakan peralatan tali untuk keselamatan.

Baca selengkapnya di Rahasia Menu Wizzmie 2025: Harga Terbaru & Cita Rasa Mengejutkan! untuk informasi lebih lanjut.

Pada ketinggian di atas 4000 MDPL, terutama dalam cuaca buruk, pendaki dilarang berlama-lama karena risiko hipotermia sangat tinggi. Selain Lilek dan Elsa, tiga pendaki lain terjebak di area tebing, tetapi berhasil dihubungi dan diselamatkan sebelum kedatangan tim penyelamat pada 1 Maret 2025.

Fiersa menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses evakuasi, khususnya kru dan pendaki di basecamp YV. Ia juga menjelaskan bahwa dirinya dan Furky tiba di basecamp YV pada 28 Februari 2025 pukul 22.48 WIT.

Medan Pendakian Puncak Carstensz

Puncak Carstensz, dengan ketinggiannya yang ekstrem dan medan yang menantang, membutuhkan persiapan dan keterampilan mendaki yang mumpuni. Kondisi cuaca yang berubah-ubah dan suhu yang sangat rendah merupakan faktor risiko utama yang harus dipertimbangkan oleh para pendaki.

Penggunaan peralatan keselamatan yang tepat, seperti tali dan alat panjat lainnya, sangat krusial untuk menghindari kecelakaan. Pendaki juga harus memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup dalam menghadapi kondisi ekstrem di ketinggian tersebut. Kemampuan navigasi dan pertolongan pertama juga sangat penting.

Perlu ditekankan bahwa pendakian Puncak Carstensz bukanlah aktivitas yang cocok bagi pemula. Pendaki pemula sangat disarankan untuk memulai dengan pendakian gunung yang lebih rendah dan membangun pengalaman sebelum mencoba tantangan sebesar ini. Pelatihan dan persiapan yang matang sangat penting untuk meminimalisir risiko kecelakaan.

Ingin tahu lebih banyak? Simak Petualangan Bawah Laut Jakarta Aquarium: Ngabuburit Hingga Buka Puasa Romantis sekarang!

Misi Seven Summits dan Investigasi

Para pendaki yang meninggal dunia merupakan bagian dari misi Seven Summits yang diselenggarakan oleh Indonesia Expeditions, dengan PT Tropis Cartenz Jaya sebagai pemegang izin pendakian. Mereka berangkat dari Timika pada 26 Februari 2025 menggunakan helikopter menuju Base Camp Yello Valley.

Rombongan tersebut berjumlah 20 orang, termasuk lima pemandu, tujuh pendaki Indonesia, enam pendaki asing, dan dua pendaki dari Taman Nasional Lorentz. Kejadian ini tentu akan memicu evaluasi lebih lanjut terhadap prosedur keamanan dan keselamatan pendakian di Puncak Carstensz. Pihak berwenang perlu menyelidiki penyebab pasti kematian kedua pendaki tersebut.

APGI (Asosiasi Pendaki Gunung Indonesia) akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur keselamatan pendakian guna mencegah insiden serupa di masa mendatang. Hal ini akan mencakup review terhadap pelatihan pemandu, peralatan keselamatan yang digunakan, dan standar operasional pendakian. Perlu ditekankan perlunya edukasi dan pelatihan yang komprehensif untuk seluruh pendaki, baik pemula maupun berpengalaman.

Foto dari Humas Polda Papua menunjukkan suasana duka cita atas meninggalnya kedua pendaki tersebut. Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran berharga bagi semua pihak yang terkait dengan kegiatan pendakian gunung di Indonesia. Keselamatan pendaki harus menjadi prioritas utama.

Exit mobile version