JAWAPEH.COM, Kediri – Event signature Mainsepeda Kediri Dholo KOM selalu memancing rasa penasaran para cyclist yang belum pernah merasakannya.
Bayangkan saja, pesona Kelok 9 dan tanjakan Gigi 1 yang legendaris hanya bisa ditemukan di Kediri dan rute menuju puncak Air Terjun Dholo.
Keunikannya ini berhasil membuat kuota peserta Kediri Dholo KOM 2024 langsung habis terjual, yakni 500 cyclist. Pesertanya bukan hanya dari Indonesia, tetapi juga dari delapan negara berbeda.
Kediri Dholo KOM 2024 diikuti peserta dari negara Australia, Prancis, Jerman, Korea Selatan, Belanda, Selandia Baru, Singapura, Inggris, dan tentu saja Indonesia.
Baca Juga : 10 Rekomendasi Kuliner Lezat di Kediri ala Ivo Ananda di Kediri Dholo KOM
Para cyclist dalam negeri sendiri berasal dari 25 provinsi dan 100 kota di seluruh penjuru tanah air.
Emmanuel Christophe Galbourdin, seorang WNA asal Prancis, mengaku sangat penasaran setelah mendengar cerita rekannya yang ikut tahun lalu.
Ia pun tak sabar ingin merasakan tantangan Kelok 9 dan Gigi 1 yang terkenal menyiksa.
“Saya belum pernah ikut tantangan ini sebelumnya. Jadi, tahun ini saya memutuskan untuk mencobanya. Saya akan menyelesaikan tantangannya, termasuk juga di Banyuwangi,” ujar Galbourdin.
“Siap tidak siap, saya akan melakukannya,” tambahnya ketika ditanya tentang persiapannya menghadapi tanjakan Kelok 9 dan Gigi 1 yang terkenal curam itu.
Rute tanjakan Kediri Dholo KOM 2024 dimulai dari depan Kecamatan Mojo dan berakhir di kawasan wisata Air Terjun Dholo.
Baca Juga : Pj Wali Kota Kediri Zanariah Berangkatkan Peserta Crit In Joy Tahun 2024
Panjang rute ini mencapai 17 km dengan total elevasi 1,400 meter. Para peserta akan menghadapi menu utama tanjakan pada 3-4 kilometer sebelum garis finis. Lintasan Kelok 9, yang mirip dengan Lombard Street di California, memiliki gradiens 17 persen.
Setelah Kelok 9, peserta akan dihadapkan dengan Tanjakan Gigi 1 yang memiliki gradiens 24 persen.
Banyak peserta yang harus menuntun sepeda di sektor pendakian ini. Jeffrey Peter Payne, cyclist asal Selandia Baru, menyatakan antusiasmenya, “Azrul (Ananda) dan John (Boemihardjo) mengatakan bahwa ini akan menjadi ide bagus. Saya harap kaki saya tidak membenci ini.”
Cyclist asal Semarang, Dedi Winarto, juga merasakan hal yang sama. Dokter yang juga seorang cyclist ini belum pernah mencoba Kediri Dholo KOM sebelumnya, namun rasa penasarannya timbul karena cerita tentang tantangan berat Kelok 9 dan tanjakan Gigi 1.
Dedi yang sebelumnya sering mengikuti event Mainsepeda lain, seperti Bromo KOM, berkata, “Katanya Kelok 9 dan tanjakannya itu lebih berat. Jadi ingin menaklukan Dholo.”
Kediri Dholo KOM 2024 adalah seri kedua dari East Java Trilogy 2024. Sebelumnya, Mainsepeda sukses menggelar Antangin Bromo KOM X 2024 pada 18 Mei 2024.
Seri terakhir dari East Java Trilogy 2024 adalah Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM yang akan dilaksanakan pada 21 September 2024.