Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan pada perdagangan Senin, 24 Maret 2025, bergerak di zona merah dengan pelemahan 0,66 persen ke posisi 6.221. Hal ini bertolak belakang dengan penguatan yang terjadi di bursa saham Asia Pasifik pada hari yang sama. Penurunan IHSG ini patut diperhatikan mengingat tren positif yang umumnya terjadi di pasar regional.
Berdasarkan data RTI, IHSG dibuka sedikit di bawah penutupan sebelumnya, yaitu di angka 6.242,23. Pada pukul 09.10 WIB, penurunan semakin terlihat. Indeks LQ45 juga mengalami tekanan yang lebih signifikan, turun 1,4 persen ke posisi 681. Sebagian besar indeks saham acuan ikut tertekan, menunjukkan adanya sentimen negatif yang cukup luas di pasar.
Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di antara level tertinggi 6.247,99 dan terendah 6.194,52. Tercatat 313 saham melemah, yang menjadi beban utama bagi IHSG. Meskipun 130 saham menguat dan 152 saham stagnan, jumlah saham yang melemah jauh lebih dominan. Total frekuensi perdagangan mencapai 120.334 kali dengan volume perdagangan 1,3 miliar saham dan nilai transaksi harian Rp 1,5 triliun. Nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah berada di kisaran 16.504.
Analisis sektoral menunjukkan mayoritas sektor mengalami tekanan. Sektor energi susut 1,35 persen, sektor basic melemah 1,65 persen, dan sektor industri terpangkas 1,22 persen. Sektor consumer nonsiklikal tergelincir 1,38 persen, sektor siklikal merosot 1,02 persen, dan sektor kesehatan susut 1,41 persen. Sektor keuangan melemah tipis 0,07 persen, sektor properti terperosok 1,12 persen, dan sektor transportasi susut 0,59 persen. Hanya sektor teknologi yang menunjukkan penguatan signifikan, mencapai 7,23 persen, menjadi penguatan terbesar di antara semua sektor.
Gerak Saham Individual
Beberapa saham menunjukkan pergerakan yang menarik. Saham SSIA misalnya, melonjak 13,45 persen ke posisi Rp 970 per saham, dibuka naik 70 poin ke posisi Rp 925 per saham. Pergerakan ini patut diteliti lebih lanjut untuk mengetahui faktor pendorongnya. Harga saham berada di level tertinggi Rp 1.030 dan terendah Rp 925 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.518 kali dengan volume perdagangan 205.881 saham, nilai transaksi Rp 20,1 miliar.
Saham PGEO naik 0,64 persen ke posisi Rp 790 per saham, dibuka stagnan di posisi Rp 785 per saham. Harga saham ini berada di level tertinggi Rp 800 dan terendah Rp 765 per saham. Total frekuensi perdagangan 740 kali dengan volume perdagangan 31.131 saham, nilai transaksi Rp 2,4 miliar. Sebaliknya, saham GOTO turun 1,23 persen ke posisi Rp 80 per saham. Saham ini dibuka naik satu poin ke posisi Rp 82 per saham, namun kemudian mengalami penurunan.
Top Gainers dan Losers
Daftar top gainers menunjukkan beberapa saham dengan peningkatan signifikan. Saham HITS melonjak 24,35 persen, POLU melonjak 16,02 persen, DCII melonjak 15,11 persen, KDTN melonjak 12,17 persen, dan UVCR melonjak 11,63 persen. Pergerakan saham-saham ini menunjukkan adanya potensi yang menarik, tetapi juga perlu diwaspadai karena volatilitas yang tinggi.
Di sisi lain, top losers menunjukkan beberapa saham dengan penurunan signifikan. Saham FORU melemah 22,22 persen, BINO melemah 21,02 persen, RONY melemah 14,91 persen, INDR melemah 13,96 persen, dan DAYA melemah 13,78 persen. Penurunan ini menandakan adanya potensi risiko yang perlu dipertimbangkan investor.
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain BBCA (15.806 kali), BBRI (8.167 kali), BMRI (5.940 kali), SSIA (5.549 kali), dan MINA (5.271 kali). Sementara saham-saham teraktif berdasarkan nilai transaksi antara lain BBCA (Rp 615,1 miliar), BMRI (Rp 236,6 miliar), BBRI (Rp 207,5 miliar), BBNI (Rp 85,1 miliar), dan TPIA (Rp 74,7 miliar).
Prediksi IHSG dan Saham Pilihan BNI Sekuritas
BNI Sekuritas memprediksi potensi rebound teknikal IHSG setelah FTSE rebalancing pada Jumat lalu. Mereka memberikan support IHSG di kisaran 6.150-6.200 dan resisten di 6.300-6.400. Perlu diingat bahwa prediksi ini bersifat analisa teknikal dan bukan jaminan keuntungan.
BNI Sekuritas memberikan beberapa rekomendasi saham, antara lain AMRT, PTRO, ISAT, BRMS, BBCA, dan BBNI. Rekomendasi ini dilengkapi dengan strategi perdagangan dan titik cut loss untuk meminimalisir kerugian. Investor disarankan untuk melakukan riset sendiri dan mempertimbangkan profil risiko sebelum melakukan transaksi.
Secara keseluruhan, pergerakan IHSG pada Senin, 24 Maret 2025, menunjukkan adanya ketidakpastian di pasar. Meskipun ada saham-saham yang mengalami kenaikan signifikan, banyak saham lain yang mengalami penurunan. Investor perlu mencermati berbagai faktor fundamental dan teknikal sebelum mengambil keputusan investasi. Konsultasi dengan analis profesional sangat disarankan.