Harga sejumlah komoditas pangan strategis di Indonesia mengalami kenaikan menjelang Lebaran 2025, memicu kekhawatiran masyarakat akan peningkatan biaya hidup. Kenaikan ini terjadi di berbagai daerah, tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga di daerah pedesaan.
Salah satu komoditas yang mengalami kenaikan signifikan adalah daging sapi. Di Pasar Jaya Tomang Barat, Jakarta Barat, harga daging sapi melonjak hingga Rp 150.000 per kilogram, naik Rp 10.000 dari harga sebelumnya. Seorang pedagang daging di pasar tersebut menyatakan kenaikan harga sudah terjadi sejak pekan pertama Ramadhan.
Data Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga rata-rata daging sapi nasional mencapai Rp 136.850 per kilogram. Namun, harga ini bervariasi di setiap daerah. Harga terendah tercatat di Nusa Tenggara Timur (Rp 113.984/kg), sedangkan harga tertinggi berada di Papua Pegunungan (Rp 170.000/kg). Perbedaan harga ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk biaya transportasi dan ketersediaan pasokan.
Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas lain seperti ayam dan cabai. Di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, harga daging ayam naik Rp 2.000 menjadi Rp 38.000 per kilogram, sementara harga daging sapi naik Rp 5.000 menjadi Rp 140.000 per kilogram. Kenaikan harga ini berdampak langsung pada daya beli masyarakat, khususnya mereka yang berpenghasilan rendah.
Harga Cabai Meroket
Kenaikan harga cabai juga cukup signifikan. Di Pasar Jaya Tomang Barat, harga cabai rawit merah melonjak hingga Rp 110.000–Rp 120.000 per kilogram. Seorang pedagang di pasar tersebut menjelaskan bahwa harga sempat turun di pertengahan Maret, namun kembali naik menjelang Lebaran. Kenaikan harga cabai ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah cuaca ekstrem yang mengganggu musim panen dan peningkatan permintaan menjelang hari raya.
Kondisi ini tentunya sangat memprihatinkan, mengingat cabai merupakan bumbu dapur yang hampir selalu digunakan dalam masakan Indonesia. Kenaikan harga yang signifikan akan berdampak pada pengeluaran rumah tangga dan dapat memicu inflasi.
Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini. Peningkatan produksi dan pengawasan distribusi pangan menjadi hal yang krusial. Selain itu, perlu juga upaya untuk menstabilkan harga di tingkat petani agar tidak terjadi eksploitasi harga oleh tengkulak. Subsidi atau bantuan langsung kepada petani juga dapat dipertimbangkan sebagai solusi jangka pendek.
Monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap harga-harga komoditas pangan juga penting dilakukan agar pemerintah dapat merespon dengan cepat jika terjadi lonjakan harga yang tidak terkendali. Transparansi informasi harga juga perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat mengakses informasi terkini dan mengambil keputusan pembelian yang tepat.
Di samping upaya pemerintah, masyarakat juga perlu bijak dalam mengelola keuangan dan mengkonsumsi pangan. Memilih komoditas alternatif atau melakukan diversifikasi konsumsi dapat membantu meringankan beban pengeluaran rumah tangga akibat kenaikan harga pangan. Partisipasi aktif dari semua pihak sangat diperlukan untuk mengatasi masalah kenaikan harga pangan ini.